tag:blogger.com,1999:blog-35125172058604884942024-02-20T13:02:18.333-08:00my live “Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah saw lalu berkata, ‘Wahai Muhamad, hiduplah sebebas-bebasnya, akhirnya pun kamu akan mati. Berbuatlah semaumu, pasti akan dapat balasan. Cintailah orang yang engkau mau, pasti kamu akan berpisah. Kemuliaan orang mukmin dapat diraih dengan melakukan shalat malam, dan harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak minta tolong orang lain.’”Unknownnoreply@blogger.comBlogger18125tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-84457801836902356872012-12-25T04:22:00.003-08:002021-12-29T19:41:34.690-08:00Harta Karun Untuk Semua
<div>
<div itemscope="" itemtype="http://data-vocabulary.org/Review">
<div class="navbar section" id="navbar">
<div class="widget Navbar" id="Navbar1">
</div>
</div>
<div id="top-wrapper">
<div class="post hentry">
<div class="post-header">
</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-1573521749030522155">
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: medium;"><b>Harta Karun Untuk Semua</b></span><br />
<i><b>Cerpen Dewi Lestari</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Hari ini kiriman buku yang saya pesan dari Amazon.com datang. Ada satu
buku yang langsung saya sambar dan baca seketika. Judulnya: "<i>Stuff The Secret Lives of Everyday Things</i>".
Buku itu tipis, hanya 86 halaman, tapi informasi di dalamnya bercerita
tentang perjalanan ribuan mil dari mana barang-barang kita berasal dan
ke mana barang-barang kita berakhir.<br />
<br />
Dimulai sejak SD, saat saya pertama kali tahu bahwa plastik memakan
waktu ratusan tahun untuk musnah, saya sering merenung: orang gila mana
yang mencipta sesuatu yang tak musnah ratusan tahun tapi masa
penggunaannya hanya dalam skala jam bahkan detik? Bungkus permen yang
hanya bertahan sepuluh detik di tangan, lalu masuk tong sampah, ditimbun
di tanah dan baru hancur setelah si pemakan permen menjadi fosil. Sukar
membayangkan apa jadinya hidup ini tanpa plastik, tanpa cat, tanpa
deterjen, tanpa karet, tanpa mesin, tanpa bensin, tanpa fashion.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFFqcY558QGxZKUejJHVCbbkUK0p0yTTMEgKYb-mhSjFyfEF0r21UNVNOzB1XrWQk0l-1_YHE9dCEtnAW52i9CFpl7e_E-GyTGFd7J6QFCTqsnyB4RsqbP6TbL1Wjnje72UNjy7y-bTBA/s1600/harta-karun.jpg" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="356" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFFqcY558QGxZKUejJHVCbbkUK0p0yTTMEgKYb-mhSjFyfEF0r21UNVNOzB1XrWQk0l-1_YHE9dCEtnAW52i9CFpl7e_E-GyTGFd7J6QFCTqsnyB4RsqbP6TbL1Wjnje72UNjy7y-bTBA/s400/harta-karun.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Harta Karun Untuk Semua</td></tr>
</tbody></table>
Dan sebagai konsumen dalam sistem perdagangan modern,
sejak kita lahir rantai pengetahuan tentang awal dan akhir dari segala
sesuatu yang kita konsumsi telah diputus. Kita tidak tahu dan tidak
dilatih untuk mau tahu ke mana kemasan styrofoam yang membungkus nasi
rames kita pergi, berapa banyak pohon yang ditebang untuk koran yang
kita baca setengah jam saja, beban polutan yang diemban baju-baju
semusim yang kita beli membabi-buta. Untuk aktivitas harian yang kita
lewatkan tanpa berpikir, yang terasa wajar-wajar saja, pernahkah kita
berhitung bahwa untuk hidup 24 jam kita bisa menghabiskan sumber daya
Bumi ini berkali-kali lipat berat tubuh kita sendiri? Untuk menyiram 200
cc air kencing, kita memakai 3 liter air. Untuk mencuci secangkir kopi,
kita butuh air sebaskom. Untuk memproduksi satu lapis daging burger
yang mengenyangkan perut setengah hari dibutuhkan sekitar 2,400 liter
air. Produksi satu set PC seberat 24 kg yang parkir di atas meja kerja
kita menghasilkan 62 kg limbah, memakai 27,594 liter air, dan
mengonsumsi listrik 2,300 kwh. Bagaimana dengan chip kecil yang bekerja
di dalamnya? Limbah yang dihasilkan untuk memproduksinya 4,500 kali
lipat lebih berat daripada berat chip itu sendiri.<br />
<br />
Mengetahui mata rantai tersembunyi ini bisa menimbulkan berbagai reaksi.
Kita bisa frustrasi karena terjepit dalam ketergantungan gaya hidup
yang tak bisa dikompromi, kita bisa juga semakin apatis karena tidak mau
pusing. Yang jelas, sesungguhnya ini adalah pengetahuan yang sudah
saatnya dibuka. Pelajaran Ilmu Alam, selain belajar penampang daun dan
membedah jantung katak, dapat dibuat lebih empiris dengan mempelajari
hulu dan hilir dari benda-benda yang kita konsumsi, sehingga tanggung
jawab akan alam ini telah disosialisasikan sejak kecil.<br />
<br />
Pernahkah kita merenung, saat kita memasuki gedung FO empat lantai,
Pasar Baru, atau berjalanjalan ke Gasibu pada hari Minggu di mana ada
lautan PKL: tidakkah semua baju dan barang-barang itu mampu memenuhi
kecukupan penduduk satu kota? Tapi kenapa barang-barang ini tidak ada
habisnya diproduksi? Setiap hari selalu ada jubelan pakaian baru yang
menggelontori pasar. Pernahkah kita merenung, saat kita memasuki
hypermarket dan melihat ratusan macam biskuit, ratusan varian mie
instan, dan ratusan merk sabun: haruskah kita memiliki pilihan sebanyak
itu? Pernahkah kita merenung, apa yang kita inginkan sesungguhnya jauh
melebihi apa yang kita butuhkan? Atas nama kecukupan, satu manusia bisa
hidup dengan lima pasang baju dalam setahun, bahkan lebih. Atas nama
fashion, jumlah itu menjadi tidak berbatas. Atas nama kebutuhan, satu
manusia bisa hidup dengan beberapa pilihan panganan dalam sehari. Atas
nama selera dan nafsu, seisi Bumi tidak akan sanggup memenuhi keinginan
satu manusia. Permasalahan ini memang bisa dilihat dari berbagai
kacamata.<br />
<br />
Seorang ekonom mungkin akan menyalahkan sistem kapitalisme dan
globalisasi. Seorang sosialis akan mengatakan ini masalah distribusi dan
pemerataan. Tapi jika kita runut, satu demi satu, bahwa Bumi adalah
kumpulan negara, negara adalah kumpulan kelompok, dan kelompok adalah
kumpulan individu, permasalahan ini akan kembali ke pangkuan kita. Dan
kesadaran serta kemauan kitalah yang pada akhirnya akan memungkinkan
sebuah perubahan sejati. Belum pernah dalam sejarah kemanusiaan
keputusan harian kita menjadi sangat menentukan.<br />
<br />
Tidak perlu menunggu Amerika menyepakati protokol Kyoto, tidak perlu
juga menunggu penjarah hutan tertangkap, setiap langkah kita—memilih
merk, kuantitas, tempat, gaya hidup adalah pilihan politis dan ekologis
yang menentukan masa depan seisi Bumi. Saya belum bisa mengorbankan
komputer karena itulah instrumen saya bekerja, tapi saya bisa lebih awas
dengan jam penggunaan dan mematikannya jika tidak perlu. Saya belum
bisa mengorbankan kebutuhan akan informasi, tapi saya bisa memilih
membaca berita lewat internet atau membaca koran di tempat publik
ketimbang berlangganan langsung. Bagaimana dengan fashion? Di dunia
citra ini, dengan profesi yang mengharuskan banyak tampil di muka
publik, saya pun belum bisa mengorbankan keperluan fashion (baca:
membeli busana lebih sering dari yang dibutuhkan), tapi saya bisa
membuat komitmen dengan lemari pakaian, yakni baju yang saya miliki
tidak boleh melebihi kapasitas lemari saya. Jika lebih, maka harus ada
yang keluar.<br />
<br />
Dan setiap beberapa bulan saya dihadapkan pada kenyataan bahwa ada baju
yang tidak saya pakai setahun lebih atau baju yang cuma sekali dipakai
dan tak pernah lagi. Bukan cuma baju, ada juga buku, pernik rumah, alat
dapur, bahkan sabun dan sampo yang utuh tak disentuh. Alhasil, dalam
rumah saya ada semacam peti-peti 'harta karun', yang berisikan
barang-barang yang harus keluar dari peredaran, karena jika
dipertahankan hanya menjadi kelebihan tanpa lagi unsur manfaat. Harta
karun ini lantas harus dicarikan lagi outlet untuk penyaluran. Pada
waktu perayaan 17 Agustus, di kompleks saya diselenggarakan bazaar. Para
warga menyewa stand untuk berjualan. Saya ikut berpartisipasi, dan
sayalah satu-satunya penjual barang bekas di antara penjual barang-baru
baru. Karena bukan demi cari untung, barang-barang itu saya lepas dengan
harga sangat murah. Yang membeli bukan cuma warga kompleks, tapi juga
dari kampung sekitar. Hari pertama, saya sudah kehabisan dagangan.
Terpaksa saya mengontak saudara-saudara saya yang barangkali juga punya
barang bekas untuk disalurkan. Sama dengan saya, mereka pun punya
timbunan harta karun yang entah harus diapakan.<br />
<br />
Stand saya menjadi salah satu stand paling laris selama bazaar
berlangsung. Dan kakak saya terkaget-kaget dengan penghasilan yang ia
dapat dari tumpukan barang yang sudah dianggap sampah. Berjualan di
bazaar tentu bukan satu-satunya jalan, ada aneka cara kreatif lain untuk
memanfaatkan harta karun kita, termasuk juga disumbangkan. Namun yang
lebih sukar adalah memulai membuat komitmen-komitmen pembatasan diri.
Berkomitmen dengan rak buku, dengan lemari pakaian, dengan rak kamar
mandi, dengan laci dapur, dan pada intinya... dengan diri sendiri.<br />
<br />
Siapkah kita menentukan batasan dan berjalan dalam koridor itu? Dan,
yang lebih susah lagi, adalah pengendalian diri dari awal bersua aneka
pilihan yang membombardir kita setiap hari, lalu sadar dan mawas akan
rantai sebab-akibat yang menyertai pilihan kita. Membuka diri untuk info
dan pengetahuan ekologi adalah salah satu cara pembekalan yang baik.
Walaupun sekilas tampak merepotkan dan bikin frustrasi, tapi kantong
kresek yang kita buang tadi pagi tidak akan hilang oleh sihir, dan
hamburger yang kita makan tidak dipetik dari pohon. Rantai yang
menyertai barang-barang itu tidak akan hilang hanya karena kita menolak
tahu. Banyak orang yang berkomentar pada saya, "Aduh, Wi. Kamu bikin
hidup tambah susah saja." Dan mereka benar. Hidup ini tak mudah.<br />
<br />
Untuk itu kita justru harus belajar menghargai setiap jengkalnya.
Memilih hidup yang lebih sederhana, hidup dengan tempo yang lebih pelan,
hidup dengan pengasahan kesadaran, tak hanya membantu kita lebih eling
dan terkendali, tapi juga membantu Bumi ini dan jutaan manusia yang
dijadikan alas kaki oleh industri demi pemenuhan nafsu konsumsi kita
sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Lingkaran setan? Ya. Tapi tidak
berarti kita tak sanggup berubah. Selama ini kita adalah pembeli yang
berlari. Dalam kecepatan tinggi kita bertransaksi, sabet sana sabet
sini, tanpa tahu lagi apa yang sesungguhnya kita cari. Berhentilah
sejenak. Marilah kita berjalan.</div>
</div>
<hr />
<div class="addthis_toolbox addthis_default_style ">
<a class=" at300b" href="http://www.lokerseni.web.id/2011/07/cerpen-harta-karun-untuk-semua-karya.html#" style="height: 0px; width: 0px;" title="Facebook_send"><span></span></a>
<a class="twitter-share-button" data-count="horizontal" data-counturl="http://www.lokerseni.web.id/2011/07/cerpen-harta-karun-untuk-semua-karya.html" data-hashtags="" data-related="" data-text="Cerpen Harta Karun Untuk Semua Karya Dewi Lestari » LokerSeni:" data-url="http://www.lokerseni.web.id/2011/07/cerpen-harta-karun-untuk-semua-karya.html#.UNmXovbHAUI.twitter" data-width="110" href="http://twitter.com/share">Tweet</a>
<a class="atc_s addthis_button_compact" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3512517205860488494"><span></span></a><a class="addthis_button_expanded" href="http://www.lokerseni.web.id/2011/07/cerpen-harta-karun-untuk-semua-karya.html#" title="View more services">5</a>
</div>
<hr />
<div id="related-posts">
<h2>
Lainnya dari Cerpen Dewi Lestari
</h2>
<ul>
<li><a href="http://www.lokerseni.web.id/2011/07/cerpen-vegetus-libertas-karya-dewi.html">Cerpen Vegetus Libertas Karya Dewi Lestari</a></li>
<li><a href="http://www.lokerseni.web.id/2011/07/cerpen-imagosentris-karya-dewi-lestari.html">Cerpen Imagosentris Karya Dewi Lestari</a></li>
<li><a href="http://www.lokerseni.web.id/2011/07/cerpen-satu-orang-satu-pohon-karya-dewi.html">Cerpen Satu Orang Satu Pohon Karya Dewi Lestari</a></li>
</ul>
</div>
<h2>
Advertisement</h2>
<div id="box-kanan">
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<img src="http://optimize.innity.com/analytics/ia.phtml?iap=2306&iaz=32606&icb=1356437409863" style="display: block; height: 1px; width: 1px;" /><div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
<br />DMCA Protection on: <a href="http://www.lokerseni.web.id/2011/07/cerpen-harta-karun-untuk-semua-karya.html#ixzz2G483Azee" style="color: #003399;">http://www.lokerseni.web.id/2011/07/cerpen-harta-karun-untuk-semua-karya.html#ixzz2G483Azee</a></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-84749259789186491072012-11-26T02:33:00.000-08:002012-11-26T02:46:15.103-08:00Cara Tidur Rasulullah SAW<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://cara-muhammad.com/wp-content/uploads/2010/09/bismillah_green.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="bismillahirrahmanirrahim" border="0" class="aligncenter size-full wp-image-55" src="http://cara-muhammad.com/wp-content/uploads/2010/09/bismillah_green.jpg" title="bismillah_green" width="188" /></a></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
Tidur adalah salah satu kebutuhan terpenting bagi tubuh dan jiwa kita,
sekaligus merupakan nikmat dari Allah SWT yang tidak ternilai. Sayangnya
tidak semua orang mengerti bagaimana cara tidur yang berkualitas tinggi
seperti halnya Rasulullah Muhammad SAW. Berikut ini adalah tips singkat
mengenai bagaimana cara beliau ketika akan tidur dan ketika bangun
tidur, semoga bisa kita ikuti <img alt=":)" class="wp-smiley" src="http://cara-muhammad.com/wp-content/plugins/smilies-themer/kopete/smile.png" /> </div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
Ketika akan tidur:<br />
<ol>
<li>Berwudhu-lah seperti wudhu ketika akan sholat;</li>
<li>Bacalah do’a sebelum tidur. Pilihlah salah satu dari contoh doa Rasulullah SAW di bawah ini:
<ol>
<li>“<b><span style="color: green;">Bismika Allahumma Amut wa Ahyaa</span></b>“, yang artinya: “Dengan nama-Mu ya Allah aku mati dan hidup”;</li>
<li>“<b><span style="color: green;">Robbi qinii ‘adzaabaka yawma tab’atsu ‘ibaadaka</span></b>“, yang artinya: “Ya Robbi, peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu”;</li>
<li>“<b><span style="color: green;">Alloohumma bismika amuutu wa ahyaa</span></b>“, yang artinya: “Ya Allah, dengan Asma-Mu aku mati dan aku hidup”;</li>
<li>“<b><span style="color: green;">Allahumma aslamtu nafsii
ilaika wawajjahtu wajhi ilaika wafawwadhtu amrii ilaika wa alja’tu
zhahrii ilaika raghbatan warahbatan ilaika laa malja-a walaa manja-a
minka illaa ilaika. Aamantu bikitaabikalladzii anzalta wanabiyyikal
ladzii arsalta</span></b>“, yang artinya: “Wahai Allah, saya
menyerahkan diriku kepada-Mu, menghadapkan mukaku kepada-Mu,
menyerahkan semua urusanku kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku
kepada-Mu dengan penuh harapan dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat
berlindung dan menyelamatkan diri dari siksaan-Mu kecuali hanya
kepada-Mu. Saya beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dari nabi yang
Engkau utus”.</li>
</ol>
</li>
<li>Bacalah surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas dalam posisi
berbaring. Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah membaca ketiga surat
tersebut setelah mengumpulkan kedua telapak tangannya dan meniupnya.
Kemudian setelah selesai membaca, beliau mengusapkan kedua tangannya 3x
ke seluruh badan yang mampu diusap, dengan dimulai dari kepala, muka,
dan bagian depan badannya;</li>
<li>Berbaringlah dengan <b><a href="http://cara-muhammad.com/hikmah/#hikmahbaringkanan" target="_blank">memiringkan tubuh ke arah kanan</a></b>;</li>
<li>Letakkan tangan kanan di bawah pipi sebelah kanan;</li>
<li>Dan tidurlah dengan tenang dan damai <img alt=":)" class="wp-smiley" src="http://cara-muhammad.com/wp-content/plugins/smilies-themer/kopete/smile.png" /> </li>
</ol>
Ketika bangun tidur:<br />
<ol>
<li>Berdoalah dengan doa yang beliau ajarkan ini: “<span style="color: green;"><b>Alhamdu lillaahil-lladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin-nusyuur</b></span>“, yang artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami mati, dan kepada-Nya kami kembali”;</li>
<li>Usaplah bekas tidur dari wajah dengan tangan;</li>
<li>Hiruplah air ke dalam hidung lalu keluarkan (semburkan) kembali. Ini disebut <i>beristinsyaq</i> dan <i>beristintsaar</i>;</li>
<li>Sikat gigi (bersiwak);</li>
</ol>
Hal lain yang penting tentang cara tidur beliau:<br />
<ol>
<li>Tidurlah di awal malam setelah sholat Isya</li>
<li>Jangan pernah tidur dalam posisi tengkurap (perut ada di bawah)</li>
</ol>
Nah, mudah kan? Silahkan dipraktekkan <img alt=":)" class="wp-smiley" src="http://cara-muhammad.com/wp-content/plugins/smilies-themer/kopete/smile.png" /> <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://cara-muhammad.com/wp-content/uploads/2010/09/alhamdulillah_green.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="alhamdulillahirabbilalamin" border="0" class="aligncenter size-full wp-image-64" src="http://cara-muhammad.com/wp-content/uploads/2010/09/alhamdulillah_green.jpg" style="cursor: move;" title="alhamdulillah" width="95" /></a></div>
<div style="color: #6aa84f;">
<span style="text-decoration: underline;">Referensi</span>:</div>
<ol style="color: #6aa84f;">
<li><i>“Apabila engkau hendak mendatangi
pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu
sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan
Muslim No. 2710)</i></li>
<li><i>Dari al-Barra` bin Azib,
Rasulullah Muhammad saw pernah bersabda, “Apabila kamu hendak
tidur,maka berwudhulah (dengan sempurna) seperti kamu berwudhu untuk
shalat, kemudian berbaringlah di atas sisi tubuhmu yang kanan”.</i></li>
<li><i>Al-Bara’ bin ‘Azib ra. berkata:
“Sesungguhnya Rasulullah Muhammad saw bila berbaring di tempat
tidurnya, beliau letakkan telapak tangannya yang kanan di bawah pipinya
yang kanan, seraya berdoa: Robbi qinii ‘adzaabaka yawma tab’atsu
‘ibaadaka (Ya Robbi, peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau
bangkitkan seluruh hamba-Mu).” (HR. At Tarmidzi)</i></li>
<li><i>Hudzaifah ra. berkata: “Bila
Rasulullah Muhammad saw berbaring di tempat tidurnya, maka beliau
berdoa: Alloohumma bismika amuutu wa ahyaa (Ya Allah, dengan Asma-Mu
aku mat dan aku hidup). Dan jika bangun dari tidurnya beliau berdoa:
Alhamdu lillaahil-lladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa
ilayhin-nusyuur (Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan daku
kembali setelah mematikan daku, dan kepada-Nya tempat kembali).” (HR.
At Tarmidzi)</i></li>
<li><i>Dari Al Barra’ bin Azib ra
berkata, “Apabila Rasulullah saw berada pada tempat tidurnya dan akan
tidur maka beliau miring ke sebelah kanan, kemudian membaca: “Allahumma
aslamtu nafsii ilaika wawajjahtu wajhi ilaika wafawwadhtu amrii ilaika
wa alja’tu zhahrii ilaika raghbatan warahbatan ilaika laa malja-a
walaa manja-a minka illaa ilaika. Aamantu bikitaabikalladzii anzalta
wanabiyyikal ladzii arsalta (Wahai Allah, saya menyerahkan diriku
kepada-Mu, menghadapkan mukaku kepada-Mu, menyerahkan semua urusanku
kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harapan
dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri
dari siksaan-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Saya beriman dengan kitab
yang Engkau turunkan dari nabi yang Engkau utus.” (HR. Bukhari)</i></li>
<li><i>“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)</i></li>
<li><i>Dari al-Barra` bin Azib,
Rasulullah Muhammad saw pernah bersabda, “Apabila kamu hendak
tidur,maka berwudhulah (dengan sempurna) seperti kamu berwudhu untuk
shalat, kemudian berbaringlah di atas sisi tubuhmu yang kanan”.</i></li>
<li><i>“Rasulullah Muhammad saw apabila
tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud
no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No.
2350)</i></li>
<li><i>Aisyah ra. berkata: “Bila
Rasulullah Muhammad saw berbaring di tempat tidurnya, beliau kumpulkan
kedua telapak tangannya, lalu meniup keduanya dan dibaca pada keduanya
surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas. Kemudian disapunya seluruh
badan yang dapat disapunya dengan kedua tangannya. Beliau mulai dari
kepalanya, mukanya dan bagian depan dari badannya. Beliau lakukan hal
ini sebanyak tiga kali.” (HR. At Tarmidzi)</i></li>
<li><i>“Beliau saw tidur di awal malam dan menghidupkan akhir malam.” (Mutafaq ‘Alaih)</i></li>
<li><i>“Bahwasanya Rasulullah Muhammad
saw membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang
(yang tidak bermanfaat) setelahnya.” (Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568
dan Muslim No. 647 (235))</i></li>
<li><i>“Sesungguhnya (posisi tidur
tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.”
(HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)</i></li>
<li><i>“Maka bangunlah Rasulullah
Muhammad saw dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan
tangannya.” (HR. Muslim No. 763 (182)</i></li>
<li><i>“Apabila salah seorang di antara
kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena
sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari No.
3295 dan Muslim No. 238)</i></li>
<li><i>“Apabila Rasulullah Muhammad saw
bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No.
245 dan Muslim No. 255)</i></li>
</ol>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-31854850310134636262012-11-10T06:30:00.003-08:002012-11-10T06:30:57.163-08:00Cara Mengetahui Apakah Komputer Kamu Cowok Atau CewekGan, ternyata seluruh komputer yang diciptakan memiliki jenis kel4min,
bagaimana cara mengetahuinya? coba ikuti instruksi dibawah ini<br />
<br />
1. Dengan tampilan dekstop, coba kamu buka notepad<br />2. isi dengan kode ini CreateObject("SAPI.SpVoice").Speak"I Love You"<br />3. Save file tersebut dengan nama xyz.vbs<br />4. Klik dua kali file yang tadi kamu buat (pastikan volume speaker kamu keras)<br />5. Jika file tersebut jalan, maka terdengar seseorang menyapa<br />6. Jika yang menyapa suara wanita maka komputer kamu berjenis kel4min perempuan dan begitu sebaliknya.<br /><br />Nah sekarang komputer atau laptop agan cewek atau cowok,<img alt="" border="0" src="http://kkcdn-static.kaskus.co.id/images/smilies/jempol2.gif" title="2 Jempol" /> kalau punya ane sih cewek.. <img alt="" border="0" src="http://kkcdn-static.kaskus.co.id/images/smilies/ngakak.gif" title="Ngakak" /> he he... jadi betah lama2 didepan komputer.. <br />
<br />
From KaskusUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-6670193646140187082012-10-24T07:35:00.000-07:002012-10-24T07:36:57.721-07:00A Moment to RememberSayangku, ...<br /><br /><br />Jangan salahkan aku<br /><br /><br />Aku hanya mencintaimu, hanya kamu<br /><br />Aku hanya memikirkanmu.<br />Hanya kau yg ku kenang.<br /><br /><br />Betapa besar aku berharap<br />untuk menunjukkan hatiku padamu!<br /><br /><br />Apakah ada yg bisa kulakukan<br />disaat kenanganku masih tersisa?<br /><br /><br />Aku, ....<br />hanya cinta padamu ....<br /><br />Aku tak mau melupakan itu.<br />Aku harus mengingatnya.<br /><br /><br />Bisakah kau melihatnya?<br /><br /><br />Bisakah kau merasakan hatiku?<br /><br /><br />Aku takut kenangan yg baru datang ini<br />akan meninggalkan aku kembali...<br /><br /><br />... Sebelum ku katakan semuanya<br />Aku harus ucapkan.<br /><br /><br />Aku mencintaimu.<br />dan maafkan aku.<br /><br /><br />Aku bertemu denganmu <br />karena aku pelupa.<br /><br /><br />Aku meninggalkanmu <br />karena aku pelupa.<br /><br /><br />Kau adalah hal terbaik<br />yg pernah terjadi pada diriku.<br /><br /><br />Betapa bersyukurnya aku pada Tuhan<br />karena telah mengirim dirimu sebagai anugerah.<br /><br />Aku tak harus mengingatmu.<br /><br /><br />Kau bagian dari diriku<br /><br /><br />Aku tersenyum, tertawa, dan <br />bau seperti dirimu<br /><br /><br />Aku mungkin lupa pada dirimu,<br /><br /><br />tapi tak ada satupun yg bisa<br />menyingkirkan dirimu dari tubuhku.<br /><br /><br />Meski kau tak pernah mengucapkan<br />Aku mencintaimu...<br /><br /><br />Aku tahu dalam relung hatimu<br />terdalam kau cinta padaku.<br /><br /><br />Kumohon maafkan aku.<br />karena meninggalkanmu...<br /><br /><br />Untuk terakhir kalinya<br />Aku punya permintaan....Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-86865238498087453802012-10-09T03:48:00.001-07:002012-10-09T13:42:55.417-07:00Salah PahamMaaf Sebelumnya <br />
<br />
Ntah mau mulai dari mana !!!!<br />
<br />
Jujur niat gw baik bukan ada masuk terselubung,,,,,<br />
nga tau si dia angapnya apa? yang jelas gw hanya mau membantu...<br />
dan itu yang gw pelajarin dari pak ustad...YM<br />
<br />
Gw jg nga bisa bohong kalaw dia emang cakep!!!! hehe yg pasti banyak cowo yg suka sama si dia...<br />
tapi semua yang gw lakuin ikhlas...<br />
dan gw sbg seorang muslim wajar saling mengiatkan dlm kebaikan....<br />
kalaw dia baik gw jg dapat berkahnya hehe...<br />
maaf yah kalaw sms aku membuat kamu jadi terganggu <br />
<br />
klw si "<span style="color: magenta;">dia</span>" baca ini moga-moga dia nga marah :-)<br />
"Jadilah Wanita Yang Soleha & Terus Berada di Jalan Allah"<br />
<h2 style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="color: blue;"><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: x-small;">Semoga ALLAH selalu MENJAGAmu dan memberikan SEMUA yang TERBAIK bagi mu</span></span></span></h2>
<h2 style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: x-small;">Amin Amin Amin Yarobbal allamin</span></span></h2>
<h2 style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="color: blue;"><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Wassalam. </span></span></span></span></h2>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-37071171757173883402012-10-09T02:36:00.002-07:002012-10-09T02:36:55.593-07:00AKU TERPAKSA MENIKAHIMU...... (inspiratif)<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;"><b><span style="color: blue;">Aku membencinya,
itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan
kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan
hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci
suamiku sendiri.<br />
<br />
<br />
<br />
Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku.
Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas
istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan
lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya
kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat
menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami
sempurna untuk putri satu-satunya mereka.<br />
<br />
<br />
<br />
Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala
hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak
pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu
bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya
setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku
padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua
keinginanku.<br />
<br />
<br />
<br />
Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan.
Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak
suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal
melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan
meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku
meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia
menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai
pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia
menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang
dengan teman-temanku.<br />
<br />
<br />
<br />
Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi
aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB
dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam
sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia
membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari
empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.<br />
<br />
<br />
<br />
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika
aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang
sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil
lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam
akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.<br />
<br />
<br />
<br />
Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang
ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami
dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah
yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari
itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku.
Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang
mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan
tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan
perkimpoianku, aku juga membenci kedua orangtuaku.<br />
<br />
<br />
<br />
Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti
anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak
menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan
pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia
kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat
untuk pergi.<br />
<br />
<br />
<br />
Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan
waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam
kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang
tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan
kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun
betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di
rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak
menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang
terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan
bertanya.<br />
<br />
<br />
<br />
“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang
kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu,
kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya
menjelaskan dengan lembut.<br />
<br />
<br />
<br />
Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa
menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali
berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah
membentak. “Apalagi??”<br />
<br />
<br />
<br />
“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya
padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku
menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu
jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir
dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si
empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan
mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa
malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku
gengsi untuk berhutang dulu.<br />
<br />
<br />
<br />
Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera
sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga
mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah
berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering
teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.<br />
<br />
Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara
bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon
suamiku.<br />
<br />
<br />
<br />
Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan
diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab
pertanyaan itu segera.<br />
<br />
<br />
<br />
Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku
mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit
kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih.
Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku
menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon
mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat
seputih kertas.<br />
<br />
<br />
<br />
Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga
tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya
diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku
tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan
segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat
ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan
menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena
kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan
kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan
kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada
airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah
ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi
kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.<br />
</span></b></span></span><br /><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><span style="font-family: Arial;"><b>Ketika jenazah
dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah
itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang
tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama.
Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan
padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya
yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh
wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak
dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar
airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat
semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir
begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri
kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi
pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha
menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya
terakhir kali kami berbicara.<br />
<br />
<br />
<br />
Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku
hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang
kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi
terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen
mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku
sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak
pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak
disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie
instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia
mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak
untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak
perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan
masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari
karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi
permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau
jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.<br />
<br />
<br />
<br />
Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika
melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak
tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun
dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku
dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka
kehilangan dirinya.<br />
<br />
<br />
Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti
yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan
untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu
memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan.
Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku
sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku
berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang,
aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang.
Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan
sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku.
Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku
terbangun dengan sosoknya di sebelahku.<br />
<br />
<br />
Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi
sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali.
Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi
kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku
begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku
tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap
tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu
aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja,
sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau
kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan
mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan
kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru
menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.<br />
<br />
Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan
normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih
di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak
bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang
membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat
meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin
meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang
dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak
baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus
dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan
begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak.
Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah
menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.<br />
<br />
Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk
bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus
kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan
tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya
selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah
yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan
setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya
bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya.
Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya
ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun
menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh
uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah
bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja
atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan
kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi
bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali.
Semuanya selalu diatur oleh dia.<br />
<br />
<br />
<br />
Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama
seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris
memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan
seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam
surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi
suratnya untukku.<br />
<br />
<br />
<br />
Istriku Liliana tersayang,<br />
<br />
Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena
harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf
karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah
memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak
adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.<br />
<br />
Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku
tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku
telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku
tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan
tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan
mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.<br />
<br />
Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat
hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu
untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini.
Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang
lebih baik dariku.<br />
<br />
Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa
mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu., dan Farhan,
ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel
lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana
melihatnya. Oke, Buddy!<br />
<br />
<br />
Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang
diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.<br />
<br />
Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi
dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku
membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha
tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang
kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar
cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap
membanjiri kami dengan cinta.</b></span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><span style="font-family: Arial;"><b> <span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><b>Aku
tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak
mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari
demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan
mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun
meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.<br />
<br />
<br />
<br />
Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi
putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami
bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya
Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu,
cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan
mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan
hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar
apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”<br />
<br />
Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”<br />
<br />
Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah
mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada
ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”<br />
<br />
Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada
suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi
menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas
darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya
yang begitu tulus.</b></span></span></span>
<br />
</b></span></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-79780443765454440442012-10-06T21:39:00.001-07:002012-10-09T03:49:00.100-07:00I always take care of you<br />
<img alt="" class="rg_hi uh_hi" data-height="183" data-width="276" height="183" id="rg_hi" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSPSgCv23AqQhotyp1zdO0tCoEGZ5UIkNFP9U39QxJ3aE6YfS5r" style="height: 183px; width: 276px;" width="276" /><br />
<h2 style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;">Semoga ALLAH selalu MENJAGAmu dan memberikan SEMUA yang TERBAIK bagi mu</span></h2>
<br />
dan aku janji akan selalu menjagamu<br />
walau apapun yang terjadi padamuUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-69187380231547344852012-10-05T08:34:00.001-07:002012-10-05T08:38:00.543-07:00Dibuat Lalai<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="" class="rg_hi uh_hi" data-height="225" data-width="225" height="225" id="rg_hi" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRsYsL-nks4gLbiWA_Y7S3RBc12LmGYBaOR2JUe0nt61dwL3nKaCg" style="height: 225px; width: 225px;" width="225" /> </div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="color: #0b5394; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: left;">
Ketika ku sibuk dengan urusan dunia ini dan hanya memikirkan keinginanku semata, dan Kau hanya diam memamdangiku dan terus-terus sampai aku terlupa.</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<img alt="" class="rg_hi uh_hi" data-height="165" data-width="305" height="165" id="rg_hi" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRAQLmIpO-kCk8tuLyn_SltxJGPg0-sZF4GCni7glJsQqflHFVmxg" style="height: 165px; width: 305px;" width="305" /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<span style="color: #134f5c;">Dan Hingga kau Meneggurku , aku tidak Mau mendengarkannya. dan terus-menerus ku membuat kesalahan kepada mu.</span><br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<div style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;">
<img alt="" class="rg_hi uh_hi" data-height="180" data-width="238" height="180" id="rg_hi" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQupxlqJb0D93jXzVIcvhEzpDGox1_s0o_ScGWfhAG6LvFS5V_o" style="height: 180px; width: 238px;" width="238" /> </div>
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="color: #134f5c;"> </span><br />
<div style="color: #0b5394;">
Akhirnya kau menyetil telinga Ku, Barulah ku tersadar , betapa ku telah melupakan mu.</div>
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<img alt="" class="rg_hi uh_hi" data-height="254" data-width="199" height="254" id="rg_hi" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTn9xMKtjPj_4TmPg1q9l7srItqpCxC1Jph2vyBkGyU6fOA_7Aa" style="height: 254px; width: 199px;" width="199" /> </div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="color: #274e13; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
Dan hanya merenung kesalahan - kesalahan yang ku buat kepadamu, dan ingin rasanya aku kembali kemasa lalu untuk memperbaiki diri ini tetepi itu tidak lah munkin.</div>
<div style="color: #274e13; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
yang aku bisa hanya</div>
<div style="color: #274e13; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
TOBAT DAN AMPUNANMU YA</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<span style="color: red;">ALLAH.......ALLAH.......ALLAH</span></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<br /></div>
<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-54989400033298790422012-09-30T02:31:00.001-07:002012-09-30T02:31:07.670-07:00abu rokok<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="" class="rg_hi uh_hi" data-height="183" data-width="275" height="183" id="rg_hi" src="data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBhISERUSExMUExMWFBYVFRgYFRQVFRUVFBQVFBQUFBQXGyYeFxkkGRQUHy8gIycpLC0sFR4xNTAqNyYrLCkBCQoKDgwOGg8PGiwkHyQsKSksLCwsLCwsLCwpLCwpLCwsLCksKSwsLCwsLCwsLCwsLCksLCksLCwpLCkpKSksKf/AABEIALcBEwMBIgACEQEDEQH/xAAbAAADAAMBAQAAAAAAAAAAAAAEBQYAAgMHAf/EAD8QAAEDAwMBBgQDBQcDBQAAAAEAAhEDBCEFEjFBBhMiUWFxMoGRoUKxwQcUI1JyFWKCkqLR8DNT4TRDY3Oy/8QAGQEAAwEBAQAAAAAAAAAAAAAAAgMEAQAF/8QALREAAgICAgAFAgUFAQAAAAAAAAECEQMhEjEEIkFRYRPwcYGRobEjMkLR8TP/2gAMAwEAAhEDEQA/AE9er0RWmDK6u00F0omla7V5DQ+hrQbIgpfqlriQiGXIWl1WkQuQF0StxWEx1Qd/aPLZAk+Sbv0kmpu6eScUbBu0nqroY7Bk+R5nTe5hzIVLoeojcJ4/5/uF81i0ZDx+IHHnPkfccHzASltQd20ZDojAEeJzgS4ziGx9AjnjSZkUz06lXG2QYUx2lq4JJXCnfPc8kSGl21vQODXOJ9gTAnya5A37HOBfyPP84+31XRx+pkrJynTyimYIBQX7wtKl0SULVmJ0ittaIdAVBpmktmQFD6bqRBEq40vVQQoc/KPQqUx48hrVEa/qbt21vJVRdXg28qbdR31JAwkYVu5C+wbTdGqGHE8qqtbRoblBvvGsZ6pFd9pnZjhFljLJ0OjpG+oawKNceU5XbWL8VmDaZUhe3ZqOkphpN0JDTKuhDjFWMjmaTQ80yptGVR21Rpb6pJ+64lG2tPCmdNgYpeYU6xRO/AzKXtt3DJCqnUhIlaV6LA0reXHRTJ0yVq0MiUSKrNsRldL1zcBfLTTw7KN7WzJQUxVe6XIkJ12P0aSCeQim2oiDwqTQNOAgjA/NcptaAWLizvqYNNo2DKHh9VkOweqoLsNxInKVa6O6bvb81mwxJU7PFwIPTgpZT722qbJTrQta76pA6eaJ1iwDqgOCVzsxpvoUXDjUc0OITO+7MMfSkeSDvdKLo28hNtLunbCxxyB9VsF5TVBx0zyO/wBBqNqOaGkgFYr28uGb3TzKxZ9aXsIv4HvdALStVEJZVunEL7bNc7ldRUpXpA11clplcKGpEu9EwubHCDsdLJcSAmQ4p2wZxsfW4puEpfq1y2mILtoPXp8z8l2qFzRlseqnu1N0QzxbS38JBLXCcGDkET0+y9LnGS8oqhJq2uuc8BpOAWzLSDOS13qIlpH0PUC1fhrp7whjhBHV4cNv97oSR/N80pbU8XIc2fxAgYxJA5TLTdQcHbSBBI2hrRO4AwxokRJwZ5meVPkfqMj2Ul6/93c2id4DAA4uABLg2XNAJ4kjmAJzyhn6g4OLQ1sCQMkjc8fETgE5mTHpiIUajXBg+IkAtLnHLqkB1R88nxv+jesrW3YZ6nxRJjyyRnHoPZZjk47CltnatpcvOyIOY8sxB9VzraS9vIT3R90iW7GDEmNoHSTOTGIlPdUtG7Nw4ifL80rL4lQ8tEsk0yKt7eAjbG5LXcoSvdbSQhaVVxM9FyXJbE0Vza5eQAVR6fYBrcqI07U9pGMpxcdp9rY6qPJBrSCOnaSswCApCnRNR3out3f947JlMaDdrZxwjinBfJ1MCuNOaweqCs3xUEIu7qPfgDCzTrIg5wVQvLHzHJPostJrteACi61PaccKboS04OUVdaqQMlQuO9BqDTsa3AluCp2+vHh21BXWuu4BSt948u3EyVTjxPtjHNIJvw8GRlHaZePAyFwF+0tE/NH2Wo09vRMl1VHSfHcBhb1dysdBeNnqvOG6v49rVc9m94jcEvi72ZCUpPY6r09wPn0S66s31Gd24wOpTirVjPRAarfACQuKKtAFhoraOW8gLvcU3HxT0R1MNNLcT0Suvct7sgFdJ7OTpnGjWeHDGEfXLA0uxK7aXbNdTkjMcpbqFk1wcBP1XJehrfJk/XeHOJxkrFsNLcMLEvgIoG/tHIT/AElhcJSQ2YBwn+kjaAjlLQzFY2FtiIW1pZhpkBdm1hC5fvMHCXY1o+6xZg0yeMeRP2C8k7US1/ECPFGyZ9QT+S9mvA11JxdAbtkyYGPWDC8Y7Wx3m7bDMhpBfBOPZsxOBJV2J6EsndsnLSD0MeExjkdfmibQeIbt2OSAZgcNM+uN3SVwcBPUdSSCPbkn9F3sqQMuJBA+LbJJk+EZIgF0fIopdGpbN6ts+OAWhoIiYaHAvgSM+EDz+8rlTeMBwwP0+Z9eEw1K5aTggnbBc5oJc50ve4O8sbGnmByl9OhtyfPnkYG4jOcfKYKGPWwpLeig0qpNQARPHA46kOyG+8JtrupEN2z5/iLv9RyVNaXU2ObMgNdzluD8MA+c8+iqatg248TSXNnrBOfUIJ4lJ37CsnVke8SfmqGy0wFoXeroQHRdNPrwdpSJ5bWierOdrpEOIXDXrJoYfNPLh0CRykNahUqTORKyLcnZiRNWNlUe/AVnY6K/aNyB00hj4iSm99qjg3DSF2TI26Q5NR2cbptOmIxKAFWTICXXLqtR3BhF92WMkrqBi/NYW1hIJSPUqzgYKMpayBhyW6hdh5kJmOLUto6UrBw5fHFfGHKMawEYVLdCwIgldLeye44mFs6nBTrTXgwBylTm0FTR37P9niXh3lyvR7GuGNDYykGi6c9vjP0TSyuyKokSJ+iW5P1HQkh3bEkHcI90s1ZgPhhMLivke6H1WlDZlB2hna0aW9qO72z0U/f6SW1Ghpxzym1K6xyuIlz5OSE2WJxim/UXSaoOoUC2mlFrRLqk5/RPn3I2fJIP7UFN4IGOvogQa0fbmo4OI2/8hYuNx2opbjJasQ7B17nzT7WclOadtCT22ogJrQv5CnbbYUMmza7kDCVHUSDEI+7vgkte4BOExIbOXsWGlXIc3kg/l7Lz3tjofdve6C4HILnGo9x83EgGJ6CR0wqDS9SLTB4XTtfqgZbbw80wXsa97Wgvaw4JaSOeGjyLgeipwqTYrkjyapRIdkODstbgtIHLpBzAnovlO0BGXkNMhp8s5f5bMEZPXGAUfaUXVqjoZG5rtrZktZMAS7LnucYk+c+QBN1ZbO8p+LvH/wAOmBMd3T7sk/4twJPoU93dBWhMagLgGzGW5joQWSMgQATE9SiKUS2DIlzWzPhh8jPDZmCM4PVfLy1NKqwERvcAHDqNxY75w78kU9z21B3w2k1XUq0RneGua49DJLjK6rON7O2hrnbnBzMky4sFNpAJ3DgS5oxxKpdGs3O8T6TWhzdzarHAyYna/aRP9XmIM8oCrNNrbm3Ic5gLKtIjcyq2BvaW9NzIPrHog7PXqTX/AMHvKVIulklrW03u8Rpud/LxBx1keWbVhFFW1Lwua4EOZ1JmR0IKmm3s1Z4yqSncMuAQ+m395aDt2nZ3jJlzCZ2l22SJwY90mudCw+u0gQS4tMQ1ucAj5QPkpljVtgyxlDaMDwBySqX+w2sozHRR3Yip3lYDoF6N2ldsoH2S3HjoXSR59ptm01TPO5VF5pDDTmMwoD99c1+4KlHaoGnE9EGTG+zeNx2B0aTA4gxCC11jQ3HBSZ2pnvnOBwVte6hLYPyRRg7QiOmJavK1IW9UyZWpV6AtGiO02nJQJTLTGkZWS0jo9jO5sQGrNCt9r5XC4viTtTbs/bl5SH0VVGWkU1K/JEDATnTK9MDMT90Ja2HCYUdObMnBS6sNwSWhT2iquHiaYEyk1btA5w2TP/hMO2b3NbA4nlDdlNHZVBLsu9UzDic3oTbTNKWoR819GqHgBfNd0V1I4y3p6LW3fTa0TEqvNkuCjLtGK0wlvaAMbtd1XbTajKk4GfNLa1KnUHSVxrWNWjT7xkn8lHSG2zpe6A01HERysSU9pqvVo+6xdxYNr2GNBuUVUrFowlNhd+KFU29gHCUh6Exg5dCa3s6lUyThN6WkEDOU0tbdrV3rnCO0VKCSEX7pnCn+2mqGmxlv/wBw+LEw0HAHqSPsqWpdtaZUR2mvt9xO3wCnVDScguZTLpHrLx9E3E2noGlYq0hlUG6uWQH0WggHIA3DEegHCe0tca4W91sh0VmHq0F4Y0An5EhEas+naWxpMw6qbfvH87wQ9z3epIyff6zzaL303UaUOLKwMNIhzfF8M8/Fgfqm8rQzjTO9V/ena8AQ8Opn+V0gFs+Rgn5BFakcg1CI6mPCRkAkdQHQfTPQoG1puqVmhrfE0biDwdnduOehIaeUVeaZVbc1KMnx7tjpgFrmhsD5bsehQt7GaSZmgscX18gBuxo4I3gucw7s55/zFJNTs6jdzgZbUh72hobBbMy0CBBPTzV3bWLqdsBUa1rp3OPWQcEnzgAfJI7mhDIcSS5s56bhkfUpuJfUk6ESdQX4ivS7t2xr+/Zvpgd204c3afDJI8QHocD0wje0969zaZa4im+SWNedgqMO0jb5gh2eoIPVI9Qotpv2snbAOeQ4iTB54ICMudRY+jtJcKhIcdobsJbIG4ESDl3BjPGUNGSnpodfs4vQ26gnkYXqvau4BoH2XhOj3Xd12P8AJwXpWu6+11u4TmEjLF8tC4vQju6bdqlr6v4sFG19SLhCWObJlMgn6mTyI+MX1zli1KNIn7PoXwrUvWbkSZ1DC00ovCdWGkFuCEs0vVNohVlhVBEqXK5dHIGpaICZKa6bYimcIa41RrAh6et7vhCWlIOLlHoq26rtjC63F7uaCDBUazVnbsjCbMvWvaMwmJFEckn2dO0FHdTkngqesNadSf4UV2gvjsgHqgbKyDmyuTcAJeVj2prNS5IG3Hn/ALJvb9mWupknyWaSymyj0mFtpupODHScSY9lzy8nY3SJ+po0OcR0K63GtDuzTMzEcIVvaIEvx1IUzq2qndI810LbNaS2g424WJINcKxP4sHlENp3UVRHzXouk1/ACfJR2iaOCdxyq2m4MZCim0+jMekbXd3tMjhcnX8jlC3b93CArVtoiUMU2G2za6aT81G6sx9WuaLZhoDROQDVILn+23/8qvpXQPKHrW47ypVaD8LA8xjBgfZ/2KpxyoyLUhPrzWudbUWiWAlsejGtaAfYDPuUPdM/jOa5u5tT4ZzkeINJ6kEYPqURe6g3vQ85IDh/mLc/Qfdc6lfvQduHNIe2eJaRP2lFb0AsrlL4NrfTq1Kqys0RSMU8GNrnYZuHUTAnyKp/iupIwyk0j3dtJB9RPPusv3Cpp9URDjT3t8w6mQ/82Lh2Y1Xv3Mdgk0zTqeYc0BwPrMFC3yVjlyUGn2Mr28bVovYIkgjPEkHn0Up2l7x21wbt3CS3+UkTt+XHyVE2221SBzmUHrzA0BbCdf2i1JSjTICtue6Xc4+whY23TN1Hc/ATKlpRI4TeaRPKTsnBblGfvL3DaSmde2a3EINtOSu5WY21oFhalOG6bOYXKtpLughcppg8WKyuTiia9At5XNtAuWjFjoHcF8YnemaGarw3p1VY/sY1tPhJnljBnM8/tz4gT0T3+03QGtS7UrLY8gI7StLqPD3DHdtY8z/K/gg/ddOWuRsYNvyo37kvMEpzbWbQ1bP0XY0Ekl25sxkFrmh8j5OZ919ubR7SWTgNaTJHJY1xEe7lPKd6HZMGRq6BalQcBB17ojgrW9YW5lLxWlNhGyZWF1au5uSZVD2dpt2AuMn7BRtZx6HC6Wl4+C0OIHumShaD7PQHuBGDhGWDm7DJ81G6JqpnYTKY6mXgeEkAqfjToGLpnC9u6TS4CMSpW9qgkxwmNTTHVDPQIO3sfGWnoVVFaHK2KxZuOQDC+q+sqFMU2iBgLEyzuC9z5p16GASu1xqwdiVzv9JO0kKU3OZUgnqpoxT2gnLiV1Oq7ogrtj5ymOi3ALc8ouvSaQeEmUnFmTlrRPby3IXB+rPYKjY3tqAbgZEHdJ2kGRift5Im8qAGEtu7gQmwExdC2s0E4BA9TP3gLra1dpXF75KMp2khUNaMVp2PtLvt0B3wwWkdIMj8kl7NPdTuqbBgF+xw6EZA/wBQBldKTizouNOr/GYWtO4VATnmXBwx069cz0SVpMvS5OvdFbqt+2m/1jKn7zUO+IaJhDa3fGpWMcCW+8HK6afRxK1riiK9UOdP0lsSmNO1bwllHUdmCiaF8HHCnSk3sDGrkE1dGDswl9fRwDxlUtmZGVxvwAnnocUL7OzlvC71dJkLvptw0GEwqXA6Lk6O0QOt6WQOELY0QBleh22k06p3Oe3+khx+4/3Te37HWrx4mNPzcPpB/VMT5GLHZBaAyKk9FS6nfEU3Y4j5gjn3BkfRPD2Dos8VLez0ne375+6Du6rrRwe5gewfEIkFuJBBGDx9FNlxycrrQmWNp76PNqVmKjjUqiKZ3NBmIfGDPSMc4yJxJBH766nhh+NgpngRkOdiPEAS6OokhNe2Gt06jzTpsDGvIcXQJ252vDqciJIw7IggOzCnLuqC7awOdDQX7trgSWjfs4zxjyHouk2/wL4wWKNeo3sqznTueWDbLiRgNpidoPM+EiAERQu3QQ4NaHFoBILnls7tzvLoSPJse6yhX7rY57S4Rvg4bt2lrD58kg+y2uL4OxJe8+J7sNDjAmJ4aDjjxR0AClt38Gqbsa32lCoA4Eu3E5MAHPI8/fzmF8pdimlvkuujXRLcj4QDve44BOGhvtOBn7JjV1Mt4RxnJOkQeLhxkpe5Ca1or6JPVqFoURt3Z81R63cmq04zwtNIsv4cEdIVim+IjSAtC2uqjzVXqmkOLA6YACO0rRaFNm7E8lD9odR/hEMPIwpcsnypBOJ56/W303uZE55XfT6nLjySgbHSH1ah3Tzyn40ruhBz6q64pfJsGwbvScysXIPIwAviLmjuSLS7uG7DlQV89pq/NH0rtzxMpVVsnBxPmkQSjo2ck9Ie21cASERa6iC7JU2KFU8TC6ULB7ckwgyJVti5MptQa0tJwpG7qCV1vb54wXJW+tK7Dja7FhbHJpbXTUmoCUfT0uo7LQSqXOlQd0HfvAcuNLFZpMAbmkkiQATtJIODGOia6J2adMulF9ptC7pjKgE+LaRnIIkDHq1SfVjy4lOLIuSRPatTLLmq3a6O8dBI8zI+xTDRWyYVjY6a2vSp1XtAc9jSeuYiZPsiaXZxgMgIJeKT8rFSXGTTI7W9LeWy0ZXzs7pVTG8EL0M2DIyEP3TWnAQLxDaqIu6egOpb92xSms6jUg+Eq+uKYLUnraYxzSIWx8TXYbzPo8/0/U3kxkKnsqlQ8pHeWgo1vQqi03U6I2jbVqGM/BTbPlJJJ98J8pOW4gxU5PQR+9Op5Cp+zuq1T/7D3A8+FzR7hxwECzWKjf8ApUqTPLlzvrgn6ouj/adb4Who/mc3aP8AUST8guhBXd7+CuEEnuX6DzUNadSplwptBA61WT8mtmV5brvakVXQ6AC4bofUG4TwYO2PUAK9qdkazx/Hu35wG0mNbn+oiT9ApfVv2YOglr3CJdJySBw3AEHkyJV0bKYwvpnn9xUaatQg7oksAfuaNxYCC87TME5A/Rc7StO3IPEH4WtPkcQ7j9EXq2hVqEtcMNaS5jXboDiIdVf8LJJEclKi47NxBIDmglrdrRI4dHX1P3U0oegOS09lB++wBjeHE7iBIfDi4bASIZwT7+iFfVL6hIgu5xtIOZkT9PyQNK5gFpcJhzZ8tpxJPQQeIW7H55IEyJAJgjDjxH/lT/ToFbK/shampV2iS4iMAOf54HA4MkzAC9Aq9gQ5khjg4gYNZvl/9cKC7O0m06RrVhVFHgubTc0AgAzuE/TAyqTT2W1z/wCk1avRec7XFjv9Lg37FNx49bG5VGaSa/j/AGJ6vYS+pvdNAvbJja5jsTiQDytKui3zQR+7vYPN+1g+riAq237DahMv1N9Vv91pafqH/qtbnsb3RDn1N3m6oHgj/E6fzRTi4roicI1pP9hDplhVazbVIJg8ODh9QldXS3OceYVoGUwIDmnHIMj6wgg7DoiOhEZSYK3syUH6qiPo09jvDzwUJqergYcspXZNaoDjxFd61k2rg5RpU9k8U7o3sdJpuptcRyJ+qxNqFINaAAQAIWIrHcSI027AaAU1taLajpSa50t4EjhfbTUtnuFs8fqgFGmWIs2AKc1y5FPiV2odoQ4iSmTLVlTJAKH6a/yKOKked3d45x4ICFNQq91rSG7TgKHdZPk4Kpg40KlDgG6U+XQV6n2Yt2OaPNQHZrQC5wLl6BRom3AcOOq8/wAVNXSEtopWWIHRK+19oTaVNvLdrh8nCfsSm+mXgrNBC56uGmlUpuOXU3gDrlpj7rz4S8yCjqSaFnZervtaX91u0+4J/QhNQCFz0W3a2m3bMOBd83QUyFMJfLY/xS/qt+4C5D1WIy5bCBD8pkWSM1dwhXPgEo2uwRhTGua0KQLTgropzdIGtiHWqgfVyePmqTsV2cta5E3BqOHLGhzNvu4jP1CldDuKZql9RodyQHOAafLBEE+5AXo/ZW+N0YYw0qIHifAa2R+FgHxO9eB18j7UdJRPRwKLVui1tLSjQbDGsB9ILv8ANyUZRY92XAAdOZ+c/wCynb/tZY2DSS9u7g/jqE+wzPupKr+0utev7ugwsb/M4gn5MGPrKa5qKs2bUe/v8j0m71OjSwXCejW5cfSB+qXPdVrcDu2/V3zPA9h9Uu7O9kqm7vazznocuPv/ACj0/JVzKIaIAWRc8m3pfuCpv01/JG6n2da6m6m4EsOXkxLiIiPXHPSPpNa92La+l3nwuDQBTAlnhJInPOGSf7vrKudcv/G2izLi4A+/QfqV11W1aykZ4DHE/wCUj8ygaW+PSHxyrpenf3/J4JZaIHU6jwBtpimTI6uZtc71A2uVBpPZxhYyqRAftJIE7S0Fo927g6R6BWH7PdIZUtqxLQdzwCPNoER9z9Uw7N6S1jKtqRmhUdt83Un+Jp/X5hLxvnFP3v8AZhQyKNa/6JKWn17Zn8F5YTlp+NhgZp1G/jZGfMDIwCGg1ey1neZrUTYXJyKlE/wXn+ZoPhPt4T/eKt7Wi1pNF+WmCOhEZa9h6Hg+hSvWbd9B0Fm9hEuAGCP+41o4P8wHHsnbq4hTisu139/oxFZaHqtj8Nd1xQ6PZ4to/wDkpvG5n3HqnNPt9c043CnUHs5p/ULWxua7SH2jxUbGaZdDm/0HqPT7Iz+0bWs6LiiaNU/ibDCT7fC4/U+iFtvp0yeUZrS/fsCbqlC5O91ntd5sLc+7ZAd8whNVNrtI/eK1FxH4qQc0fIR+ab19Dq0pfR/jMGYAioB/Qefl9FF63qPemIIjmRBnyI6IG36ip5aXmW/zJCvp7mPOysKoMkkNe2D/AIufkm+kiHAuPVde7A6IerT8kL8xJyt3RUOvqSxRZpVD+JYu4v3Hcysu7BoYvP8AV7eHmFbapqOCou+rgkpmC2BDYnLiCqDSdacMcpJVbPCZaFT8YBTp9bGxeyjF0amHCAjaWjMiQEfaaOCJCZ0LDaIXmZM6T0JybfYts7AN4Cbm33Mgroy1C702QopZOTsVQj0mvUtqhbEsJx6Jn3xe/c6Zyin0BkwuFGmJHnlHFrbHQ0hlopm2pHygfSWn8ka9CaF/6Z39wuJ+R3fqiw8ObI8klxbboo8RupfABeVgBlJTcIHW9TPe7AVux3hRcXSRC2FWt0S6EB2n0IObv6jK+2lQzK313V/4JHoix3Gao6LvTIeqWtxhcamo3lOKTqtRrYGwF2Npy3w+UJPVrOJPuuwYTBEk+nMr21HgMhJwumEV3VKjhvdMcCAAPOGgAD9V7B+yfsi2nSF2+HOfPdt6NaCRuP8AeJB9h748p1CyrUgx1Rm3cPuOh8jEGF7P2P1a3ttOtu9rU2zSL4L2gnc5zjAJ6THutTUtsdiXOVstDVHXA/NKdV1oAbaZk9SOG/7lIm9qBdE93Ip9XfzejfJvr1X19OPZJyeJ3xiHkko/29hnZvTS+qazuGkhvq4jJ+QP3XL9omp93b7R8VRwYP6RD3H7NH+JUmmUdlJoHlPzOSo3tnT70uf+Gkx0eRMS4/YD5I21jx0YvLGjn+y+uA3bOKhqD5tDHD7bk+1Jgo3lKrwKjSx3ygfkW/5VIdl3mlQoVujapLvZzhTP+6r+23/QZUByHgg+7Sf0CR4aX9G/Zv8Aka3VP7+6YN2vJYwOb8QdAI6TJafruHqDC20vU23lLuqn8OszI/uno5s/Ew+X+0rdlZt5Zh7cnbn+pkO/MD6pUdPNQNqUSA9mWn9D6FVRhNzbgrXqa5cJ0+vvZyvdJcx5LPBUaYcAevIc3+ZpGRwfXEI4XtKs0Urxm18QKoEg++Psfsuovy+mC9kVG+E+fnH1z/wzp2nsy+3L2y1zRIIwRCdHAnjbf6BZJ06ltffQJTtn27oY9zW/hc076Th6NdIb7CF9vaIrNca1Ok50f9Rssd6Etgh3zKkdM7WVaToc1j2nn8Mj2gj6Qntz2lpCi5xwOgn7Ly5S46TtMRJr0la+SF1CuWVC0ZgwuWoOLac9V2p121HmpiOR+iB1Gv4xPwt59ymXuhPFLsVO1GrPBWI3v2nKxUWguIRq11ypyoCeFYajpO4JLTsdrs8LsclFC06VAFlYOLgImVd6F2WaAHHlAaUxocq23rYwo/FeIl0juXoE0rfYEZSZKEbVXenVXndgo7mkAsp0ZK41bgNElG6adwlDxZtH24AbTPmcJc1uRyjtScAACY3OgepgmPshPCDmePNMiqQaD+zRnv6cfj+zm8/YpAzUnsa6Pwy0/wCHCeaFW23LgMNdSaZ9WuhKK9INuqzOhLjHvkIk6tjp7xxZF17o1K5dBVVp1EFuV8dp9IGcLvSgcFbPIpdElbsLs9OEE4U/2hsHEENbKeC9IWhu+pCTGTTs3R5Fd6bUpGXtIkqr7Ja3bWtu99RgdV3eDHicC3Ld34RIz/UjO0d/RrNLYEqJqS07Rx0Xrwk8sfNo7R11bVqlw8uefRo6NHQAfqkxuCCqfs52bdcP3vBbQafG7ieu0H8z0lcb7SRe3TxbhrGtbH9QZ4dw98fZOhKMXxORQ/s91qrUOzG0dfZW1/r1MDw7qpGD3Y3wRzJ4n0XjemPbSdtdu2kw4AkHynHl5J5b63SLiKjnMe0eGtT5fHw72dSp8mDz8ka5HpGpftStyzuqbnUTETUpuBAGOP1UpqmtV3tI/e6b6bhBYxrQSDjpJj5rTR31brax9S3fTaRvcWHf9COU21nR6DatvRo02NLnFzi0DcWiBk/5vogyzq2+w4tzkrOp0K7cxmyqKdBtFu5hyXnL3YjHMT6I79pevd3Y21MGKlQB3rta2J+rvsn/AOAgeULzPtrplzUeH1CC1lNtNno1s8+uSSi8O0o8WMlkuDXyHfs97ctt6NajWJ+Fz6fUl0RsA8ySPuqfsxWqMFN0E7gNw8lAdk9OZvD3CYP/AAr1/T6bdoLYXs+Eiqc/yB5OSVnzW7ks2wzkiT6IbtDX3WrgDG4QOnOInz6/KF91HWCSab2+x6IOvaF1o4EzgwhyKVvXoEml2eb07YuJHBBII8o5WXbG4Y4yOqN0ywJe7BGU603TrUu21qZLj16FeVgh9TJxTV/JOqXRFVKX8nCPsuylatsDmuYx/wCOMe6pe0PYemyk6tak4yWTII6x5FB2Os3ndMLw8Um4B2x9fRVT8PKD84aW9gt32JtKTzTN1BbEzEzAP6r4qI29J/i/d2PnO4jLj1JwsTOCY2iQtdWDxCX31I8gr4sUj0xLM0kO3BW9pRwF8WKDxL2YF8L4XwvixS2cLr273HaqDs6TsWLFUorgahf+0Jr22oqNMGnVY6fLkT9SF80vVhWotrCRIyPIt+KJ9lixa0vpJ/Jy7DNI1Bj6rXsMkbmGRHLQ4c/0oTtI/u7v1NMH6y39FixKS2Uy/wDH8xVcXoz/AOfqMIF5e2S15PJ2n0yYPt6LFidGKJo9gp7Y7fiB8kNfdvxEBpysWKuPhMTd0MlFEnX1J1R5I6p92U7Pi4c59VxFOnAO3kl2AOFixOy+SGhPqVXbXU22tuLWk3a5wLccNpzB+ZP6qT7G2b3VxUaYFNpc71Hwkff7LFinjrFZ3qLNSpmnXeActeYPzkFVnZrsgLqn3tZgYD8JY6C/1c3gfZYsTc02oJoxG3aHsxUtxuougDoDEITTtcfSpm5qEvexkN/xO2Af6iVixIrlFJ+6HY/X8Cg0jt+KgyCCiO02sh9AxzCxYtcFGdIFE1oOt02DafyRZ7Y1qVT+G7weR/3WLFRbhuIFjq77UmuGbRBMT+qp9DvwWljjKxYvV8JN5VchvYPfae2jLx8JP0lKm281qdVriA12R0MrFijilh8X5V2cV7bqiQRwSMiDCmNbvqrdtNpHd5nH0WLFdn3ik/gL0NGajUAA8OPRfFixeIpOjUz/2Q==" style="height: 183px; width: 275px;" width="275" /></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="font-family: inherit;">
<span style="font-size: small;">saya : bu kok pohonya layu sich! kebanyakan disiram ya</span></div>
<div style="font-family: inherit;">
<span style="font-size: small;">ibu : ah kumu tuh</span></div>
<div style="font-family: inherit;">
<span style="font-size: small;">saya : kok aku sich</span></div>
<div style="font-family: inherit;">
<span style="font-size: small;">ibu : ya ialah coba kamu liat "bukanya pupuk yang dikasih, abu rokok yang ada"</span></div>
<div style="font-family: inherit;">
<span style="font-size: small;">saya : gw cuma bengon & kena deh di omelin...</span></div>
<div style="font-family: inherit;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="font-family: inherit;">
<span style="font-size: small;">Kesimpulan :</span></div>
<div style="font-family: inherit;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="font-family: inherit;">
<span style="font-size: small;">Abu rokok aza bikin mati pohon apalagi rokoknya yang gw isep....?</span></div>
<div style="font-family: inherit;">
<span style="font-size: small;">tobat ngerokok </span></div>
<div style="font-family: inherit;">
<span style="font-size: small;">ya allah semoga saya bisa lepas dari rokok ini</span></div>
<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-76235254274387223772012-09-18T02:15:00.002-07:002012-09-18T02:15:26.163-07:00<div style="text-align: justify;">
<b> </b><img alt="" class="rg_hi uh_hi" data-height="229" data-width="220" height="229" id="rg_hi" src="data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBhQQEBUUEhIVFRUQFBQXGBUVFhUVFRcUFRkYGBYXFRYYHCYeGBklGRgUIC8gIycpLCwsFR4xNTAqNSYrLCkBCQoKBQUFDQUFDSkYEhgpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKf/AABEIAOUA3AMBIgACEQEDEQH/xAAcAAEAAQUBAQAAAAAAAAAAAAAABgEDBAUIAgf/xABAEAACAQICBgcGBQMBCQEAAAAAAQIDEQQhBTFBUWHwBgcScYGRoRMUIjKx4SOCwdHxCEJyUiQzQ2Jjg5KishX/xAAUAQEAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA/8QAFBEBAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAP/aAAwDAQACEQMRAD8AjmGwhmrCd+zV5r6fUyqGG1fbncZkMJqy54Aax4DgUWj77PTYvszeU8E92/gXlgdfPOsCOPR2Wr9ciy9HbkSSej9f6bfEosBw57gI29H5atZangHZ5En9w4am9/qWJYDZbnm4EXq4B7vAx6uB1/XuJRUwPrt4cDz7hfWv152ARKWC8ra0eZ4Dd9/P9iWT0VlqfOSZZq6O15Xts7twEKxOjOF9/l/JqsTo567fW3entJxXwNu5+WRqsVgb+v7AQudOx4NzpDA8Of4saiUbAeQAAAAAAAAAAAAAAAfe8HhbZb39tZsKeF4btesrhKF7c25vc2dGisvvb7AY0MLv/gvewuv2WszYULrw7+c/qe3h7rVz3ga33MpLCZc/U3Sw2Sf6ev0MerQz1ePHcBp6mE+i+xZlheHibp4ffzwuPdOe/gBongb38tWZblhVZ68r82N/OhbniWJYf1s/IDRe55eWfPgeXgr6+bP0N37pbUvI8vDZ5AR+po1Z5ZcOe81GL0Vr7O3nWTKph9fPkYGIwWzyXcB810jgLN8vnV6kWx2Fts4n1PS2jbq9vt4ER0jozfmBCmihsMdg+zyzXgAAAAAAAAAAAAAHTWFhqdnqNhRorL7+hYw9LVtsjPowWW/L+ALtKHPoX1Tvs2ce48wS1+uqxlpZbc/1eoCyqXLuHhd61GU0r/rzsLsYfpmwNe8Hlq5RbdE2k4W7+dZh1Fw37gMOVG/ORbeE4a+d5n9nL+N3PkW5w+uxga+pQ8+bFueGz1+HPijOqQ7tvmY9ZvYu7P6AYU4+uzPK+4xKyy2d/wBeeBmTvn+778zFnRyz2J8+oGlxqXORG9J4S+q3fxJRiqXN9RoNI1GlrAgunMFlb9iKMlvSmt+Hltklfhn+xEQAAAAAAAAAAAAADqSjLV4c2MyD3/bP6GJhoas+7aZsY55ZfUC+nxzf1L9Oo0WoUvCz/b92X6cOHH9dXOoDKpvV9d+ZfUEtW3PWWKELbDLir6gLc435zPLw6S/lmTGAlDxAwZ082WpUcrX9MvTnI2EqZblTuBrJU277+Hqy1PC3yNv7Dn+PI81MPz9ANHPCWz33+lrmBXpq2X78/c3uJhrts8zUYmg7vnnYBHsfC6srbNq1fwRjSkXZ2zyfnszJlisM7X7s/M0WPwjze/jbzA+P6c0s6vwdhx7Ms09d1l4GnN/0zf8AtFrWaWbybd99jQAAAAAAAAAAAAAAHVmDo335+VjOhSt/HqzzhqerdbcZUaXL/YD1SivMvQp+i58SlOjfnUZUKOfOzUAhFrx557i9BMrCBcS4AeoodgqkegLXsyqpIuAC32THrLnv+plMtOncDV1qWe++S/bgYksNt32+xu50jBxMVfPh/IGgxWHtrXOZ8+6f9I44Sm1Fp1Knyx3b5NbkSnp/0nWAwzqNdqUn2IR3yd/Tb4HO+lNJ1MTVlUqyvKT8EtiS2ICxiK8qknKTcpSd23rbLYAAAAAAAAAAAAAAB2Jh483MuFL7eBTD0su9c7TJhzzvA8wgXYRPcYntICkIWPdgkVAAAAAABSxUAW6iNfiqbay4Wt9DZNHidMD5d1kdD5aQwrjB/iUpe0ppvKTStKN9SutvA57x+jqmHm4VacoSWySs/DeuKOxMXhbXfO05c6xelcsfi5PVTouUKa4J5vxaAioAAAAAAAAAAAAAAAO16KsvLnMuvhkUhTLigBaniFBXnJRW9tI8YfSlKo7QqRk9yaZFutahKWjqrhJxcF2k43Ty12OaNF9KcRh60asK0+1Fp5ybT4MDstMqQ7oH06p6Qw8ZqXxpLtxyye123XJDpbTlHCUnVr1I04L+6TyA2AI90e6d4PHyccNXjOUdcNUrb0nrXcSBMCoAAAAAUZUAWK0TkfrEwdCjpLEQw7fYjN3T/tm/nit6UrnXskcu9dHRRYHSMpxknHGdqsltg3L4ovhfUwIAAAAAAAAAAAAAAAADuGKKlSjAiXWfO2jMQ/8Aps5LOlOvjTnsNH+yWvESt+VHNYEk6C6frYSvJ0H8U6VRJbO0ouUX4NGBpXpXisVHs1686kXLtdmT+HtZ5peLNp1b4WM8apTdoUadScnuSVvo2RmvbtS7Py3du6+XoBm9H9NzweJp16b+KjNS12utsXwaujpToL1u4bSlX2MYypVrXUJ2aklr7MltW45aM3Q+lZ4WvTrU3adGakvDZ4q68QO1Uypg6F0lHE4elWj8tenCa/Mk7fp4GcAAAAAAUkcvdeeOlU0xVi9VGFOEe7sqX1kzqFnxrrs6squKmsbhIduago1aS+aSj8s4La0smteSA+BAv4jBTpu04Si1rUouLXmWAAAAq0UKlAAAAAAAAAO4yjKnmQHO/wDUBp32uLhRWqirv/JnyYmHWviO3pXEPdK3kQ8D6H1NYKNTEYjt2UVh5Jt7FLJ+lyBYuj2Kk43v2JSjffZ2uZWitNVMN7T2bt7WDg+57VueswGwKAADqTqS0x7xoeir3lh3Ok+HZd4/+rXkT8506gel3u+LlhJv4MXnB7q0VkvGN14I6KTAqCjIx0k6x8Do+oqeJxCjUaT7EVKcknqclFfD4gSgGFonS9LFUY1qE1Up1FeMlez2PXmmnsZmgClioAwMbomlV+elCf8AlGL9WiH6b6t8DVu5YWn3xXYfD5SfM0fSzGrD4SvWa/3NKcuOSy9QOVum2AoYfG1aWG7XYpNR+KXa+NL4rPdc0RcxFZzk5Sd5Sbbe9t3ZbAAAAAAAAAAADuMoypRgcn9bOD9npWuv9Ur+ZDT6T1800tJtrW4K582A9QV33iUbPuPIAAADJ0djZUKsKsHaVKcZxfGLujsjo/pqGMw1KvTaca0FLLY380XxTuji4+rdRXTl4bE+51Zfg4p/Bd5QrWytwla3fYDotnGnSvHyr47E1Ju8p16r3/3NJdySS8DspM4/6f6M920ni6WyNebX+M324+kkB9o/p00m54CtRf8AwK91/jVin/8AUZeZ9aR8G/psrP2uMjfJwoytxUpr9T7ygKgAAyNdYOClW0Zi6cPmnh6llvaV7eSJKzA0lG8Wtaas+56/QDixlCZdZ/Q6OjsXam/wq15QTd5Rs/ii+F3lwIaBWxQq2UAAAAAAAAA7jPMj0UYHKvXBjnV0pWv/AGycV3LIg50L1r9VDxTeIw6+Ozco73ryPgWO0fOhNwqRcZLY+AGOAAAAAHqMrZrYeQBP9A9dukcLFQdSNeEVZKtHtO3+atLzIx0u6SS0jjKmJnCMJVezeMbtLsxUduew04A+i9Ren/dtKxpy+XGQdLul80H/AOUbfmOnUcmdVOg6mK0thlT1Uaka05f6YU2m/N2X5jrNAVAAAx8XH4TILc43A5r69cFVWPjUkn7OdKKg9naTfaV9581sdg6e0RSrU3GpTjOL1qSTXlbLvPh/Wv0No0KMKuGpRpxpycZqKtdTfwy455eIHy0AAAAAAAAAAdxgACjRDOnHVrQ0lB3io1Vqkss+JNClgOPulvQqvo6q41Yvs3ynbJ7iPHZ+nej1HGUnTrwUou/eu5nN/WL1WVdGzdSCc6Lzul8veBAAVKAAAAAJL1ddHo4/SVChPOEp9qa3wgnKS8bW8QPt/UN0V910f7xONquNfau9aoxyprufxS8UfTkeKNJRSjFJKKSSWpJZJLcrFwAAAB5kei3VdkBptMYnI5260ulfvFf2FOX4dFvtW1SqfrbV33PonXB08WEh7Ci/x6qze2nB62+L2HP8pXAoAAAAAAAAAAO4wAAAAAxsbgoVoShUipRmrNPNGSUYHLPW10GWjcXemn7KveUeD2ogZ0z17aJjV0XKpb4qElJPg9ZzMAAAAnXUpV7OmsP/AM3tF5wkQUlPVhifZ6Xwkm7fjJX/AMk4/qB1yip5iegAAAoyOdOullPRuEnWqa9UI7Z1H8seG+/AkNSaSbepazlnra6df/pY1qnJvD4duNNbJP8AuqeL1cO8CJaX0rUxVedarLtTqycm/oluSWS7jCAAAAAAAAAAAADuMAAAAAKNlTzJgfMOu3phRoYOeG+arXVlHcntfA5tPo3XnO+k/wDtx9T5yAAAAv4HFOlVhUjrpzjJd8WmvoWCqA7U0LpCOIw9KtHVWpwmvzJOxnHzPqG097fRipN3lhZuH5X8UPCzt4H0tAVKMqW61VRTbdlFNt7ks2wPm3Xj019zwXu9OVq2MTjlrjRXzy8fl8XuOaST9Y3St6S0hVrXfs0+xSW6lDKPm7y/MRgAAAAAAAAAAAAAA7bWI4D2/AAD062V+JZqYyz1ev2AAtVNJ2duz6litpd/6Vn9v3AA5v64ca6ukE2rfhR47WQQAAAAAAA+rf0/6YlSxlWla8atLtPO1pQeXo/Q6LiABVkE65dNzwuiazp5SrONK984xqO0muNrrxAA5ZZQAAAAAAAAAAAAAAA//9k=" style="height: 229px; width: 220px;" width="220" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>TAK BER-AYAH</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerpen Qaem </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Riuh gemuruh suara teriakan dan
tawa anak kelas 4 sd berlarian menembus celah-celah jendela ruangan,
riuh itu baru berhenti perlahan tatkala bu guru menghentakkan mistar
panjangnya ke papan tulis yang penuh dengan coretan dan gambar naruto.
Pagi itu, ruangan kelas 4 seperti audisi solo pelawak, tiap anak akan
menceritakan pahlawan hidupnya,.. tiap anak yang bercerita, maka gemuruh
akan tercipta, dan mistar kembali menghantam papan tulis untuk merendam
riuh agar tak mengaung lagi.<br />
"selanjutnya.. Husain…"<br />
"Hadir bu.."<br />
"Maju…!!"<br />
<br />
Suara mulai menelisik dari kolom meja-meja.. kali ini objeknya makin
menarik, badan tirus cekung, baju selalu kedodoran, tanpa lupa ujung
lengan baju selalu mengkilat dengan sisa ingus yang mengering..<br />
<br />
Husain gentar, tak biasanya, dia yang biasa menjadikan dirinya sebagai
bahan tertawa'an, kali ini berdiam lama memandangi sepatunya, bergerak
pelan dan menatap diam-diam temannya yang sudah tidak sabar melihat
aksinya, melihat kembali pada ibu guru dengan tatapan memohon, untuk
sekarang ini tak perlu lah dia naik, ibu guru tak merespon, tatapan
teman-teman menekannya untuk segera beraksi, dia melangkah dengan penuh
beban, kulitnya mengerucut, tapi tak berkeringat.<br />
"Silahkan Husain, perkenalkan pahlawanmu ke teman-teman…"<br />
"Paling cibi maruko chan bu.."<br />
<br />
Wuakakakakaka…..<br />
"upin-ipin..! kan tivi dirumahnya Cuma bisa dapat siaran mnc…!!!<br />
Wuakakakakakaka….!!!!!!<br />
<br />
Gemuruh kembali menggelepar, disertai hentakan meja yang
bersahut-sahutan, bahkan ibu guru harus menyentak mistarnya lebih dari
sekali untuk menenangkan, Husain terpaku, jari-jari tangannya kaku
menarik ujung baju, entah kenapa kantong ketawanya mengempis, hingga
bibirnya malah mengatup keras layaknya jahitan, saat diam dan tenang
barulah ia bersuara dengan nada yang begitu pelan.<br />
"P..p…pahlawan ku… ii..i.bu…<br />
i..ibu ku…<br />
ibuku…."<br />
<br />
seketika hening menerpa.. tangan-tangan yang sedari tadi tak lelah-lelah
menghantam meja tergelatak mati diatasnya, suara terkunci, semua mata
termasuk ibu guru sepenuhnya menatapa tajam dan heran pada husen yang
baru berucap ibu, telah meneteskan air mata, husen segera tertunduk,
mencoba menenangkan hatinya yang telah berkecamuk, dan kini di kelas,
cerita itu mengalir pelan namun riaknya deras, membuat kontes lawak
bubar, berganti putaran nostalgia, mempertontokan salah satu sudut
kepahlawanan yang memilukan, serasa husen ingin berkata, "siapa bilang
pahlawan itu selalu super?"<br />
***<br />
<br />
Satu malam pada beberapa tahun yang lalu, sekelompok pria berpakaian
gamis mendatangi rumah yang terletak di tengah-tengah sawah,
kedatangannya mendadak, hingga si tuan rumah tak bisa menduga, gerangan
apa yang menyebabkan mereka datang di waktu enak-enak bercengkrama
dengan keluarga.. tujuan itu tersimpan rapi di wajah-wajah mereka yang
senantiasa tersenyum, di ruangan tamu yang remang itu, mereka mencoba
berbasa-basi terlebih dahulu, melelehkan suasana, tapi tetap rasa
penasaran menusuk-nusuk sikap yang sedari tadi seolah acuh, dan
cicak-cicak pun tau, ini awal kehidupan.. mereka kembali kesarangnya
untuk mengurus telur-telur yang hampir menetas<br />
"langsung pada intinya, disini bu.. kami mewakili sodara ahmad, ingin
mempersunting lina keponakan ibu.. sebagai perwujudan jihad seorang
muslim menyempurnakan imannya dan membentuk keluarga muslim yang
mawaddah"<br />
<br />
Mendengar pengakuan itu, rasa penasaran lenyap berganti khawatir yang
menjerat, bukannya apa, bukannya tak suka, tapi ini betul-betul
mendadak.. harusnya tidak langsung seperti ini, karena dia sendiri
menyadari tidak punya hak atas keponakannya dalam hal ini, tapi ia tak
enak dan takut disalah artikan jika mengatakan penolakan sehalus apapun<br />
"mari kita bicarakan lebih lanjut dalam perpustakaan rumah, anak-anak sedang nonton, saya akan panggilkan suami saya dan lina"<br />
"tolong di ambilkan hijab bu"<br />
"tidak masalah"<br />
<br />
Ruangan yang di kelilingi lemari buku itu kini terbagi dua, dibatasi
oleh gorden biru yang memanjang, sisi satu di isi mereka, laki-laki
bergamis yang kali ini tak tersenyum sedikit pun, sedang di sisi satunya
dua pasangan paruh baya dan seorang wanita berjilbab panjang sedang
duduk, kepalanya tertunduk, menenangkan hati yang bergejolak<br />
"kau kenal ahmad ini nak.."<br />
<br />
Ibu itu memulai percakapan<br />
Lina mengangguk..<br />
"Seberapa kenal kau dengan dia.. keluarganya.. riwayat pendidikan dan kehidupannya"<br />
<br />
Lina terdiam.. lama.. seorang pemuda di balik sana mengerutkan dahi, ia
sedikit tersinggung, serasa ibu itu ingin menelanjanginya, semua tak
sesuai harapan, kiranya akan berjalan mulus dan mudah.. tapi tidak
demikian, kali ini suasana berubah mencekam<br />
"dalam islam, dua orang pasangan yang ingin menikah harus mengutarakan
perihal hidupnya secara jujur.. agar di kemudian hari tidak ada
penyesalan dan rasa tertipu.. "<br />
"Sebagai perempuan.. biar lina yang duluan.."<br />
<br />
Pemuda itu memotong..<br />
ibu itu tertohok dan segera ingin menyanggah.. kenapa tidak dia yang
duluan, merasa lebih tinggikah.. harusnya sebelum berani melamar, dia
cari tau sendiri wanita yang ingin dijadikan pasangan, agar bisa sesuai
keinginannya dan mantap dalam hatinya.. tapi bapak yang duduk di
sampingnya memegang tangannya.. ia menenangkan istrinya yang gelisah
karena keponakan, yang kali ini dalam pilihan membentuk kehidupan baru,
tidak main-main, suaminya tau rasa gelisah yang lahir dari sikap
tanggung jawab istrinya, dan untuk kali ini, dia ingin mendamaikan
istrinya dengan genggaman positif dan senyum, seraya ingin berkata<br />
"tenang… semua akan baik-baik saja, kita hadapi bersama"<br />
"Nak lina, silahkan.." <br />
<br />
Lina bicara terbata-bata, memilih kata-kata dengan tepat, secara polos
dan tentunya jujur,, dia tidak melebih-lebihkan tidak pula
mengurang-ngurangi.. dari bibirnya keluarlah pengakuan, terlahir sebagai
anak kedua dari keluarga sederhana di sudut kampung palopo yang agak
terpencil, diantara sodaranya, pendidikannya yang kali ini paling
tinggi, kakak pertamanya meneruskan empang keluarga, adeknya juga
belajar di Makassar, tak ia tutup-tutupi, keluarganya miskin, empang tak
bisa menghidupi kehidupan anak-anak yang di tinggalkan orang tua, untuk
itu dia usaha menjahit kecil-kecilan untuk memenuhi biaya sekolahnya
dan adiknya.. dia mengenal ahmad dengan sangat minim informasi, hanya
lewat perkataan temannya, di tempat kuliahnnya, al-irsyad sana.. itu pun
karena temannya adalah adik ahmad, dan dari situlah lina di beritau
bahwa kakaknya akan meminangnya, tapi tak jelas kapan… hanya itu.. tak
lebih..<br />
<br />
Lina mengeluh pelan, matanya terpejam, dalam hati terbersit lafadzh
"Alhamdulillah" berterima kasih kepada Allah atas karunia kekuatan
hingga bisa mengungkapkan semua dengan apa adanya dan berharap penuh
kepada Allah<br />
"jika ia baik.. dekatkan ya Allah, namun jika buruk.. jauhkan secara baik.."<br />
<br />
Kali ini, giliran ahmad yang berbicara, mulanya bicaranya lantang, penuh
percaya diri, namun tidak terkesan sombong. dia biasa di sebut ustad,
menjadi salah satu aktifis dalam lembaga al-irsyad dimana lina belajar
sekarang, keluarganya cukup terpandang, beberapa keluarganya tinggal di
Jakarta, di Makassar, orang tuanya meninggalkan sebuah rumah buat dia
dan sodara-sodaranya.. <br />
<br />
Mendung menggelayut pada hamparan langit, saat bias sabit tak mampu
menembus celahnya, jangkrik-jangkrik kesal bersahut-sahutan, karena
khawatir ular mengendap memakan dirinya yang kini bersembunyi di balik
builr padi menunduk dan hampir menguning. Entah kenapa. Ahmad berhenti
sejenak.. meski tak terlihat, setiap selipan buku tau, dia kini
terpejam, nafas panjang dia tahan, sepertinya dia menahan sesuatu yang
tak ingin dia utarakan.<br />
"saya duda.. dan sudah punya satu anak perempuan, dua bulan kemarin kami cerai, tapi belum sah di pengadilan"<br />
<br />
Suara itu merambat pelan menulusuri aliran darah ibu paruh baya hingga
menciptakan gelombang kedalam jantunnya, detakannya makin terasa
kencang, matanya sedikit membelalak menunjukkan ekspresi kekagetan,
lina..?? dia masih saja tertunduk… tapi, untuk beberapa saat, matanya
tak berkontraksi, ia mencerna dengan baik, mengulangi ketetapan hatinya.<br />
"jika ia baik.. dekatkan ya Allah, namun jika buruk.. jauhkan secara baik.."<br />
<br />
Kali ini ibu itu kian tak sabar, ia tak mau mengambil resiko yang lebih
dari ini, lina datang ke tempatnya untuk belajar, sebagai tante, dia
bertanggung jawab penuh atas kehidupan lina, bertanggung jawab, bukan
berarti memiliki hak atasnya, apalagi untuk urusan pernikahan, pintu
baru kehidupan. ini harus di rundingkan dengan keluarga yang lebih
berhak menjadi wali lina<br />
"sodara ahmad yang baik, sebaiknya persuntingan ini kita tunda dulu,
karena masih banyak yang harus di perjelas, saya minta maaf, bukannya
kami menolak, tapi biarkan lina memikirkannya dan memberitahu
keluarganya di kampung.. apalagi status nak ahmad ini….<br />
<br />
Tiba-tiba genggaman suaminya mengeras, ia menoleh pada suaminya yang
kali ini terlihat serius, dan menggeleng pelan.. suasana berhenti,
bahkan angin tak berhembus, rintik hujan menelusuk di balik jendela yang
beruap.. hawa dingin menerobos, tapi dalam perpustakaan itu, semakin
panas saja, aura penekanan dan kegelisahan menyeruak membelah terpaan
angin malam yang di hempaskan anak rinai hujan..<br />
"kalo gitu kami pamit pulang, assalamu a'laikum"<br />
<br />
Ahmad berdiri pertama, tanpa menoleh, langsung membuka pintu dan tak ada
semenit telah berdiri mematung di luar pagar rumah.. teman-temannya
merasa tak enak, apalagi, suami dari ibu ini merupakan salah satu
pengajar di al-irsyad<br />
"haduh.. kami minta maaf atas sikap ahmad ustad"<br />
"Tidak pa-pa… sampaikan minta maaf kami kepada Ahmad, jika jodoh, tidak akan kemana"<br />
<br />
Suami itu melepas senyumnya di balik remang ketegangan, tetamunya telah
tertelan gelap, ia mengunci pagar dan menutup pintu.. kemudian berdiri
diambang pintu perpustakaan, menatap istrinya yang masih saja dalam
kegelisahannya, dan pada lina, yang masih saja tertunduk sedari tadi.
kemudian bapak itu, berlalu dengan meninggalkan senyum pada istrinya.
masih saja menyiratkan ketegaran "semua akan baik-baik saja"<br />
"kapan kau akan ke kampung nak"<br />
"kalo bisa besok tante.."<br />
<br />
Ibu itu ingin berkata panjang lebar, tapi dia sadar, saat ini
keponakannya masih terombang-ambing dalam dilema perasaan, apalagi
merasakan sikap ahmad yang kurang bersahabat.. <br />
"terserah kau.. kamu bukan anak kecil lagi.. sudah tau yang mana baik
dan buruk.. Cuma sebagai tante layak untuk memberi mu nasehat, dan
perlindungan.. tante mana yang mau melihat keponakannya tidak baik..
maaf jika perlakuan tante tadi kurang menyenangkan hatimu.."<br />
<br />
Kali ini lina mendongkak kan kepalanya, menatap tante yang sudah dianggapnya ibu sendiri.. lalu tersenyum penuh ketenangan..<br />
"tidak tante,, saya harusnya berterima kasih.. tante sudah bersikap tegas, yang itu belum tentu bisa saya lakukan"<br />
<br />
Mendengar itu, ibu paruh baya membalas senyumnya, lalu membelai pelan
keponakannya, dan berlalu menemui anak-anaknya yang tertidur di depan
tivi. Lina masih terduduk lemas, pandangannya tiba-tiba kosong.. raut
wajahnya renyuh menatap pembatas horden, seakan membayangkan sosok ahmad
yang terlihat cemas di balik sana.. sekejap air matanya keluar, entah
karena apa..<br />
***<br />
<br />
Kelas itu hening seketika.. mata anak-anak kelas 4 tak bergeming menatap
temannya Husain yang bercerita begitu serius dan penuh penghayatan..
kali ini tak ada ketawa, tak ada meja yang dihantam keras, tak ada
mistar panjang yang memukul papan tulis untuk menenangkan, hanya ada
diam dan hening.. <br />
"lina itu ibuku.."<br />
***<br />
<br />
Dentuman guntur memecah hening yang tercipta oleh gelapnya mendung,
hujan telah turun, lina pun telah memanaskan air, sambil membuat sepanci
bubur kacang hijau, buat suaminya yang akan pulang sore ini, dan juga
buat sodara-sodara ahmad yang akhir-akhir ini mulai berani
menyuruh-nyuruh lina dengan bentakan, seakan dia hadir sebagai pembantu
di rumah tersebut, tapi lina tak mempermasalahkannya.<br />
"abi.. hangatkan dulu badanmu, sudah ku siapkan air hangat, sementara
kau mandi, ku ambilkan semangkok bubur kacang hijau yang telah ku
campuri jahe.."<br />
<br />
Lina tersenyum melihat suaminya yang bergerak malas ke kamar, sepatu
suaminya ia letakkan di samping pintu masuk, payung yang masih tergerai
di lipat dan di kibas-kibaskan, lalu dia menutup pintu dengan pelan,
bersama dengan tetes-tetes air hujan yang bergelayut di ujung payung,
lalu turun perlahan meniti lantai-lantai rumah saat lina menuju dapur,
menyiapkan semangkok bubur kacang hijau, lalu menuju kamar, dengan sabar
duduk di tepi ranjang yang tak terlalu besar, tangannya tak lepas dari
penutup mangkok, dan matanya tak bergeming dari pintu kamar mandi,
menunggu suaminya selesai menyegarkan diri dengan hangat air yang dia
panaskan tadi.<br />
"pelan-pelan abi.. buburnya masih sangat panas.. bisa-bisa lidahmu terbakar, sini biar ku suapi"<br />
"tidak perlu"<br />
<br />
Lina masih memandang suaminya yang meringis kepanasan, dia bergeser
sedikit mendekati suaminya, dan perlahan mengipas-ngipas bubur dengan
penutup mangkoknya, khawatirnya tak lepas dari ahmad.. jika bisa, dia
pun akan meminta untuk membagi rasa panas yang di rasakan ahmad, meski
karena itu, lidahnya pun akan terasa kelu.<br />
"aku ingin berhenti jadi diler motor"<br />
<br />
Ahmad memberikan bubur kacang hijau yang belum habis itu pada lina,
mendegar itu, lina tersentak, namun disembunyikan kekagetannya, perlahan
dia meletakkan mangkok tersebut diatas meja belajar keponakannya.<br />
"ada masalah yah?"<br />
"tidak"<br />
"lalu?"<br />
"aku Cuma ingin mencari pekerjaan yang lebih berarti.. jadi diler motor sama seperti jadi satpam bagiku.."<br />
"tentu beda.. dari pendapatan pun sangat jauh…. Lagi pula sekarang sulit
mencari pekerjaan yang memadai buat penghidupan.. kalo abi berhenti,
cari pekerjaan susah lagi, mana motor belum lunas kreditannya"<br />
"yang begituan tidak perlu kau pikirkan.. itu jadi tanggung jawabku..
aku juga berencana mencari kontrakan yang memadai, meski kau tak pernah
bilang, aku tau, sodara-sodaraku sudah berlaku kurang baik kepadamu"<br />
<br />
Lina tersnyum.. sedikit perhatian suaminya, bagi istri seperti lina,
bagaikan sebuncah kebahagian yang tak tergantikan oleh momen apapun<br />
"tidak apa-apa, tak bisakah kau tunda dulu?, ada hal yang lebih penting
dari itu yang harus kita pikirkan.. persiapan buah hati kita.. tentunya
butuh biaya yang tak sedikit.."<br />
<br />
Ahmad tak menggubris, ia langsung saja merebahkan badannya diatas kasur.. sekejap matanya terpejam.. <br />
"yah.. terserah abilah.. aku ikut suamiku"<br />
<br />
Lina pun ikut merebah di sampingnya. memandang punggung suami yang
membelakanginya, rambut suaminya ia belai begitu pelan. satu setengan
tahun semenjak keluarganya di kampung mempercayakan dirinya di atas
pundak ahmad, satu setengah tahun saat lina mendapatkan status cerai sah
dari ahmad dengan istri pertamanya, dan memantapkan dirinya untuk siap
menjadi pendamping yang setia, menjadi partner hidup hingga ajal
menjemput, satu setengah tahun saat dia mulai menapaki kehidupan baru
bersama ahmad, lelaki yang berbagi kehidupan dengannya. kini, meski
hidup serba tak kecukupan, dia tak bermuram durja, gaji yang di dapat
ahmad tergolong di bawah standar, meski begitu lina tak pernah mengeluh,
toh lina juga ikut membantu suaminya dengan melanjutkan usaha
jahitannya, asal ada ahmad di sampingnya, semua bisa dilewati, asal ada
ahmad yang menggandengnya lelah tak terlalu membebani.. jika mengurus
diri sendiri sudah sangat susah, bukan berarti hidup berdua akan lebih
susah.. karena ternyata rasa tanggung jawab dan pedulia memberi kekuatan
tersendiri, tidak tau dari mana, tapi itulah cinta menurut lina. dan
buat anak yang akan lahir, lina bertekad akan menjadi lebih kuat
berlipat-lipat, asal dengan ahmad..<br />
***<br />
<br />
Husain berhenti sejenak, mengatur dadanya yang bergemuruh dengan tarikan
nafas panjang, lalu memandang ke sekeliling kelas, melihat
teman-temannya yang sedari tadi telah memusatkan seluruh panca indra
mereka pada cerita Husain, entah kenapa ,perhatian itu memberi kekuatan
lebih padanya, memberikan dia sebuah keyakinan, bahwa, meski pahlawannya
kali ini berbeda dengan yang lain, pahlawannya tidak bisa berubah,
tidak punya sinar super dari kedua matanya, tidak memakai stelan yang
keren.. tapi tetap.. pahlawannya jauh lebih hebat.. jauh lebih super..
dan lebih nyata dan patut untuk dikenang.<br />
"di ibu kota, aku pun lahir"<br />
***<br />
<br />
Lina tergopoh-gopoh ke meja makan, kandungannya sudah mencapai Sembilan
bulan, beratnya minta ampun.. serasa dua kelapa besar diikatkan ke
perutmu dan mutlak dibawa kemana saja, hingga saat kau mencoba untuk
memengeluarkan air seni sekalipun. perhatikan..!! dalam sudut ini,
perempuan beribu-ribu kali lipat kuat dan sabarnya dibanding laki-laki,
dalam keadaan ini perempuan beribu-ribu kali lipat mulianya dibanding
laki-laki, mereka dekat dengan surga, mereka dengan dengan berkah.. dan
itu disadari lina.. hingga bukan keluhan yang lahir dari raut wajahnya,
tapi kesenangan yang tiada tara, garis-garis kesabaran yang tergores
indah di permukaan dahi dan kantong mata yang semakin membuatnya manis..
serta segunung harapan pada jantung hatinya yang akan segera lahir,
menemani hari-hari dan mengisi daftar perjuangan berikutnya, tanpa lupa
selingan dari senyuman manja si buah hati saat di sentuh perutnya dengan
bibir ibu yang membuatnya geli.<br />
"huh.. sia..sia.. mad..mad… datang ke Jakarta.. dah lebih 6 bulan,
kerjanya Cuma mondar mandir gak jelas.. habis itu ngabisin beras..
mending pulang dah ke Makassar.."<br />
<br />
Kali ini paman ahmad berbicara lebih pedas dari malam-malam biasanya,
makan malam itu menjadi momok paling menjijikkan buat ahmad dan lina.
sadar bahwa dia menumpang, ahmad hanya bisa terdiam dan menelan makanan
yang terasa begitu pahit.<br />
"si jery itu dah mau masuk tk lho.. mana anaknya manja banget, kalo beli
apa-apa selalu pilih yang mahal-mahal, mana kakaknya juga selalu iri
kalo adeknya beli barang baru, pasti juga kepengen..huh.. jadi om harus
hemat-hemat uang.. tapi.. yah gimana mau hemat uang.. kamunya datang…"<br />
"kamu tau kan.. paman mu ini Cuma pensiunan pertamina.. buat beri makan
keluarga aja susah.. apalagi harus nanggung dua orang lagi yang gak
jelas kehidupannya"<br />
<br />
Pyar…!! termometer kesabaran ahmad pecah..! air raksanya meloncat keluar
dan menetesi hatinya yang kini meleleh di amuk amarah.. sepontan ia
berdiri lalu menarik lina.. berusaha mengimbangi jalan ahmad, lina
memegang perutnya dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya
dicengkram keras oleh ahmad, sakit, tapi lina tahu suaminya lagi
meradang tegang, mukakanya memerah. Hingga cara ahmad mengeluarkan
seluruh pakaian mereka dari lemari seperti perampok mencari setitik
berlian dalam tempo tidak kurang dari 10 detik.. lina hanya bisa
terdiam, bukannya takut, dia hanya iba melihat suaminya, tapi menangis
pun bukan hal yang baik, karena hanya akan menjadi beban buat hati ahmad
yang telah terjepit oleh perkataan pedas pamannya. yah.. untuk kali ini
diam betul-betul menjadi emas, meski hatinya ikut merintih, tapi lina
menyembunyikannya dalam sikap diam, sambil membantu ahmad melipat
pakaian dan merapikan segala barang-barang mereka dengan cepat. tak
sampai 10 menit, seluruh barang telah siap diangkut. kali ini bertambah
beban lina melangkah keluar, tapi ahmad sudah dikuasai amarah, lina tak
ia gubris, langkahnya sangat-sangat cepat, tak menoleh atau berhenti
sejenak untuk melihat lina yang tertatih-tatih mengikuti langkannya
keluar, lina tetap diam dan sabar.<br />
"mau kemana… habisin dulu makanannya"<br />
<br />
Ahmad tidak bergeming, matanya malah memerah seperti hendak keluar,
urat-uratnya bermunculan, perkataan pamannya tadi bukannya terdengar
sebagai ajakan berdamai atau terbersit "jangan diambil hati.. aku tadi
Cuma bercanda" atau "ya. . tersinggung sih boleh, tapi gak sampai keluar
rumah lah.." malah terdengar seperti klimaks cemo'oh, penyempurna
sabetan-sabetan lidah pamannya malam itu.. apalagi ahmad yang dalam
kondisi seperti itu, segalanya terdengar salah, segalanya seperti
menghakimi, semuanya terdengar menjijikkan. bahkan mendengar kalimat
terakhir sudah cukup menjadi alasan buat ahmad untuk mematahkan leher
pamannya atau menusuk matanya dengan garpu. bukannya apa, kalimat itu
terdengar setajam silet. mengupas hingga tidak mengizinkan darah
menetes. bagi ahmad terdengarnya seperti "kalo gak malu ya.. dihabisin
dulu makananannya".. <br />
<br />
huahh….!!!! Ahmad mempercepat langkahnya, sambil berteriak memanggil
lina.. yang saat itu malah semakin melambat, ahmad meradang, ia berbalik
kebelakang, ingin memuntahkan kemarahannya pada lina. tapi belum sempat
tamparan ahmad bersarang, lina telah tersungkur dan menjerit.. <br />
"anakku-anakku"<br />
***<br />
<br />
"di saat itu aku lahir.. tapi yang mengantarkan adalah pamanku..
sementara ayahku entah lari kemana.. hingga 10 hari di rumah sakit,
barulah ayah datang, dan meminta maaf pada ibu.. ibu tidak bilang
apa-apa.. malah menanyakan kabar ayah gimana, tinggalnya dimana, makan
apa dan lain sebagainya.. ayah terlihat seperti malaikat, tak pernah
salah dan ibu juga terlihat seperti malaikat, tak pernah protes, tak
punya marah, kerjanya hanya patuh..patuh..patuh.. terkadang cinta
membuat orang menjadi malaikat dan diri sendiri juga menjadi malaikat.. <br />
"Tidak cukup seminggu di rumah sakit, ayah mengajak ibu pulang ke
Makassar, hemm.. sebenarnya bukan mengajak, Cuma sekedar pemberitahuan,
karena mau tidak mau, pasti ibu harus ikut, tapi setidaknya ayah
menepati satu janjinya, mencarikan rumah kontarakan sederhana buat ibu
dan aku yang baru lahir. Namun, lagi-lagi tidak sebanding, satu janji
yang di tepati di bayar beribu perhatian yang hilang, ayah sering tidak
pulang,, bahkan sampai berhari-hari. hingga di mataku selalu terisi
wajah ibu, ayah jarang sekali, yang ku kenal hanya panggilan dan candaan
khas ala ibu, ayah hanya sesekali mencium ku ketika datang lalu lenyap
lagi entah kemana. mungkin karena itu ibu mulai sakit-sakitan, badannya
kurus, tulangnya hampir sama besar dengan tulangku, kerjanya melamun di
balik pintu, Cuma sekali pancaran kebahagian yang terlihat dimata ibu,
yah.. ketika ayah muncul di balik pagar, ibu akan tersenyum lalu masuk
kamar dan menyisir rambutnya serta memakai wewangian.."<br />
"2 tahun berlalu, barulah ayah memberi tahu pekerjaan barunya.."<br />
"aku sekarang main sulap..!!"<br />
***<br />
<br />
Rumah ini hanya seluas kamar di rumah standar.. di sampinya berjejal
panjang dengan kamar yang setipe. tidak ada bunga, tidak ada pekarangan,
pembuangan sampahnya pun sangat dekat, hingga bau khas pecahan telur,
sisa bungkusan mie dan nasi yang tak habis dimakan bergabung menjadi
aroma tak sedap yang akan menusuk hidung 24 jam. buat orang baru,
sungguh akan menjadi masalah bahkan membuat mual, tapi buat yang telah
terbiasa, baunya seperti udara hambar yang senantiasa di hisap untuk
menyambung kehidupan, dianggap tak ada dan itu kini dinikmati lina dan
anaknya.<br />
"kau terlihat sangat kurus.."<br />
<br />
Ibu paruh bayah itu duduk, lalu menaruh buah-buahan yang baru dbelinya,
sambil memandangi keponakannya yang semakin memprihatinkan.<br />
Lina hanya membalas dengan senyum sambil meraih tangan kanan tantenya,
lalu menjabatnya dan menciumnya sebagai bentuk takzim ataupun menandakan
dia merindukannya..<br />
"ruangan ini sangat sumpek, harusnya kau beli satu kipas angin, kasihan
anakmu.. bisa-bisa kulitnya penuh dengan bintik-bintik keringat"<br />
" gimana lagi tante, dasar kamarnya sempit, sumpek, fentilasi kurang,
jendela Cuma satu.. yah..gak pa-pa dari pada tidur dikolong jembatan
hehe.."<br />
<br />
Ibu paruh baya itu renyuh menatap keponakan kesayangannya, mencoba
memahami dan mencari sedikit kekecewaan akibat keras kehidupan dari
matanya, tapi yang ia dapat hanya ketegaran dan kesabaran.. apakah semua
wanita seperti ini?<br />
"suamimu diamana?"<br />
"kerja"<br />
"Kerja apa?"<br />
"Katanya pesulap"<br />
"sudah berapa lama tidak pulang"<br />
"hampir 6 bulan"<br />
<br />
Sepintas lina memandang keluar, menerobos celah waktu yang telah lama
berlalu, dan mendapati dirinya duduk diambang pintu tanpa ahmad
disisinya, berharap ahmad tiba-tiba muncul saat itu, lalu setidaknya ia
bisa merebahkan kepala barang sebentar di dadanya, menyandarkan
kelelahan yang mau tidak mau telah memenuhi hatinya. Tapi, waktu seakan
berkata padanya "jangan harap!".. baru kali ini ia merasa sakit.. sakit
sekali,, tepat disana, di segumpal daging yang berwarna merah darah..
kini air matanya merembes keluar dengan pelan, makin lama makin deras,
lelah yang harusnya disandarkan pada ahmad, terpaksa jatuh di pangkuan
tante lina, ia merebah sambil menahan isak"<br />
"aku rindu suamiku tante.. sangat rindu.. aku tidak perlu dia pulang
dengan banyak uang, atau dengan mengendarai mobil, aku hanya ingin
dirinya.. perhatiannya.. belaian lembut tangannya.. itu sudah cukup,
bahkan jika aku yang harus kerja.. tak apa, asal dia tak lagi pergi.."<br />
<br />
Kepala lina di belai pelan, ibu itu menyembunyikan air matanya, gemuruh
dada ia tahan sedemikian rupa, tak ingin ikut-ikutan menangis, meski di
hatinya, ia juga merasa dikhianati<br />
"tidak perlu terlalu di pikirkan, nanti dirimu malah stress.. kasihan
anakmu, dia butuh lebih banyak perhatian.. kalo ibunya sakit, gimana
anaknya bisa dirawat.. kau masih punya simpanan kan..? uangnya ahmad
gimana? "<br />
"simpanan ku masih ada, dari ahmad hanya terang bulan yang telah basi
dan ayam panggang yang dimakan kucing, setiap dia pulang, yang dibawanya
hanya bertumpuk-tumpuk makanan, padahal aku tidak perlu itu, yang ku
perlukan hanya uang yang bisa ku tabung untuk keluargaku.."<br />
"coba kau komunikasikan dengan lebih baik.. insya Allah bisa.. kontrakanmu tinggal berapa hari nak?<br />
"tinggal dua hari.."<br />
"habis itu mau kemana? Ahmad tidak pernah bilang soal kontrakan"<br />
<br />
Lina hanya menggeleng, lalu mengusap air matanya dan mengangkat kepalanya dari pangkuan, sambil terus terisak pelan<br />
"pokoknya kalo kontrakanmu habis kau pulang ke kampung, disana banyak
sodaramu yang bisa membantu, kau lanjutkan kuliahmu dari jauh, jangan
terlalu berharap pada ahmad, ingat..!, anakmu butuh perhatian lebih
banyak., setelah itu cobalah mendaftar jadi guru.."<br />
<br />
lina hanya terpaku.. menimbang-nimbang usulan tantenya.. dari hati kecilnya, ia berharap, ahmad segera pulang..<br />
***<br />
<br />
Bel tanda istirahat nyaring terdengar di setiap lorong sekolah..
anak-anak muntah berkeliaran dari kelas-kelasnya. hanya ruangan kelas 4
yang masih tertutup seakan terisolasi. Husain berhenti bercerita, ia
memandang teman-temannya yang masih memusatkan perhatian mereka pada
tutur husain. Husain lalu menoleh ke pada ibu, ibu pun mengangguk pelan
tanda memperbolehkan ia untuk melanjutkan cerita, sejenak Husain
menunduk dan terpejam, setetes air mata keluar dari matanya<br />
"di kampung, pahlawan ku meregang"<br />
***<br />
<br />
Malam itu masih terasa dingin, bahkan menusuk hingga celah-celah bulu
halus di badan, serasa aliran darah hendak berhenti karena membeku,
husain masih asik memainkan tangannya dengan sisa rintik hujan,
telapaknya ia tengadahkan di bawah ujung genteng yang terus mengalirkan
sisa air, tetes demi tetes. <br />
Kakinya makin lama makin bergetar, badannya yang sangat kurus seperti
kurang gizi, mulai berontak ingin masuk, akhirnya dia mengalah, berlari
kedalam rumah mengambil handuk, membersihkan tangan dan kaki serta
wajahnya yang terpercik tetesan hujan yang pecah menerjang permukaan
tangan. ia lalu mengambil sarung dan membungkus dirinya, sambil berjalan
kearah kamar ibunya, memandang ibu yang telah dua minggu terbaring
lemah diatas kasur. bahkan, seakan tubuh ibu jadi semacam cetakan diatas
kasur, rambutnya menguning karena keringat, pipinya masuk kedalam
mencetak dua benjolan dia samping keduan matanya, husain lalu merebah di
samping ibunya yang tersenyum melihat kedatangan anaknya.<br />
<br />
Husan tak berkata-kata, ia hanya menatap pelan mata ibu yang terlihat
memerah dengan urat-urat kecil tak beraturan. ia telah tau sejak lama,
semenjak pulang kekampung, bercengkrama dengan keluarga, menyelesaikan
studi, lalu mengajar di sd sebagai guru matematika, jahitannya pun masih
saja dilanjutkan dan seabrek kegiatan lainnya, tetap ibunya masih
seperti dulu, masih menyisakan ruang rindu yang hampir meledak karena
suaminya tak kunjung ada, setiap ada waktu senggang, Husain selalu
melihat ibunya duduk di depan pintu melihat ke ruas jalanan yang besar,
tapi pandangannya lebih jauh dari itu, sambil sesekali melihat ke layar
hp, menunggu balasan dari suaminya yang tak kunjung datang.. persis
saat dikontrakan. senyumnya hanya kamuflase, riang dan semangat kerjanya
hanya tipuan, yang ada hanyalah hati yang meraung karena diamuk sunami
rindu yang menerjang tak kunjung surut.. ibu.. pintar betul
bersandiwara..<br />
"kenapa liat terus..? ibu makin kurus yah..?"<br />
<br />
Lina masih terus tersenyum pada husain, dan Husain hanya mengangguk..
memang dia terkenal sebagai anak pendiam namun jenaka luar biasa, kata
keluarga, mirip ibunya waktu kecil.<br />
"yah.. kan ikut husainnya.. masa' anaknya kurus ibunya gemuk.. xixixi.."<br />
<br />
Husain tersenyum renyah.. ledekan ibunya seperti satu kecupan di
pipinya.. ia lalu mendekap erat tubuh ibu, wajahnya dibenamkan dalam
dada..<br />
"nak.. kau rindu abi?"<br />
<br />
Husain sedikit tersentak.. jika bukan karena pertanyaan itu, mungkin dia tidak pernah ingat kalo dia punya ayah..<br />
"mang abi kemana?"<br />
"Kerja buat kita.."<br />
"Ko' tidak pernah pulang.." <br />
<br />
Lina hanya terdiam.. Husain pun tak ingin membahas panjang lebar..
kembali ia benamkan wajahnya.. tapi lina meneruskan pembicaraan..<br />
"kamu sayang abi..?<br />
"ibu sayang abi..?"<br />
<br />
Husain balik bertanya.. lina hanya tersenyum semanis yang pernah dilihat Husain.. <br />
"ayahmu orang yang baik sekali.. jika tersenyum ketawanya semanis
dirimu, di pipi kirinya ada lesung pipi, jika marah dia hanya diam,
tidak pernah bentak sama ibu.. kau tau,, dia cari kontrakan buat ibu
karena sodara-saodaranya sering nyuruh-nyuruh ibumu.. ayah mu tidak
terima.. padahal ibu tidak pernah lapor lho.. hihihi.."<br />
"katanya kontrakan kita dulu sumpek ya.."<br />
<br />
Lina hanya tersenyum lebar, mengingat dan memperkirakan Gerangan apa
yang membuat mereka tahan tinggal di kontrakan bau itu.. mengenang itu,
seakan makan permen asin, namun tetap ada manisnya.. dan suasana pun
menjadi hening..<br />
"aku sayang umayya (panggilan Husain pada ibunya..)"<br />
<br />
Lina tersenyum.. dia membelai kepala Husain, ruas-ruas jarinya ia selipkan di antara rerimbun rambut anaknya yang lebat..<br />
"jadi anak sholeh yah.. supaya ibu punya amal jariyah.. jadi, biar ibu
nanti meninggal, tetap dapat pahala.. jangan pernah berkelahi, apalagi
nyusahin tante dan pamanmu disini.. klo sudah besar, jangan mau kerja
empang, tapi lanjutkan sekolah di kota sampai professor.. hehe.. cari
istri yang solehah.. dan jangan sekali-kali ninggalin istrinya
lama-lama.."<br />
"aku mau cari istri seperti umayya"<br />
"hahaha.. kamu ini.."<br />
<br />
Dahi lina mengeluarkan keringat yang banyak.. cetakan tulang-tulangnya
makin jelas di badannya yang tinggal terbungkus kulit.. tiba-tiba ia
mengeluarkan air mata..<br />
"kenapa menangis..?<br />
"tidak..tidak.. umayya Cuma berharap.. abimu bisa lihat kamu yang dah besar, yang dah ganteng dan pintar… "<br />
"Dah..dah.. tidur.. besok kamu sekolah.. ""Aku sayang kamu nak.."<br />
<br />
Lina mengecup dahi Husain.. dari ujung bibir lina, terasa suhu yang sangat panas, menembus dahi Husain hingga kekhawatirannya<br />
"umayya panas sekali"<br />
<br />
Lina hanya diam dan terpejam.. Husain tak bisa memejamkan matanya..
lama..sangat lama.. dia hanya memendang ibunya beserta bulir-bulir
keringat yang semakin deras membanjiri wajah dan badan ibunya. tiba-tiba
dari hidung ibunya merembes aliran darah tak henti.. Husain panik, ia
menggoyang-goyangkan badan ibunya.. ibunya tak bangun, masih saja
terpejam.. Husain berteriak..!! seluruh penghuni rumah terbangun dan
kaget, mereka berhamburan ke kamar lina lalu semakin terkejut melihat
kilatan darah merah yang sudah mencapai permukaan kasur.. dari
telinganya juga keluar darah rupanya.. lina digotong menuju kerumah
sakit, Husain dilarang ikut,, ia hanya terpaku di depan pintu, mencerna
kejadian yang sangat mendadak ini, mengingat percakapan terakhir dengan
ibunya, tentang ayah, anak sholeh dan sedikit jenaka yang tersisa, tapi
tidak bisa menguatkan jiwanya yang seketika ambruk melihat darah segar
menghitam tak berhenti mengalir.. <br />
Sejurus kemudian.. tantenya berlari, menghambur padanya.. memeluknya
erat sekali.. Husain merasakan hentakan badan yang naik turun tak
terkontrol dari tubuh tantenya..<br />
"ada apa tante…? ibu.. kenapa..?"<br />
<br />
Tantenya bergetar, mulutnya terbata-bata, tak seperti air matanya yang
merembes keluar layaknya hujan saat mendung menutupi bulan..<br />
"sss…ssbar yah nn..nak.. uumm..aayyaa..mu …mm..menging..ggal.."<br />
<br />
Husain terdiam,, tak berkedip.. sejenak badannya mati rasa.. bahkan ia tak menangis.. dengan sepontan ia berkata:<br />
"aku ingin telpon abi…"<br />
<br />
Sejurus kemudian.. tantenya telah memberikan hp lina pada Husain..
husain mencari no hp yang ia ingat berinisal "imamy".. akhirnya.. dia
menunggu jawaban dari ujung sana<br />
"halo.. assalamu a'laikum.. "<br />
"abi.. umayya meninggal.. ummayya meninggal.."<br />
<br />
Tiba-tiba Tangisan Husain pecah dengan sangat keras.. menghantam dinding
kayu rumah itu.. orang-orang yang ada disekitarnya tak berani berbuat
apa-apa.. Husain telah tersungkur, terduduk di tempatnya berdiri..<br />
"huhu.. abi.. pulang.. umayya meninggal.. umayya meninggal.. siapa yang
temani Husain lagi.. huhu.. sapa yang ajari husen ngaji.. pulang abi..
siapa yang belikan buku buat Husain lagi.. abi pulangg.. umayya..
meninggal.. huhuhuhuuuu.."<br />
"maaf… anda salah sambung.. " tiittt…tiitt…tiitt…<br />
"abi..pulang..pulang.. huhuhuhu.. puuulllllaaaannggggg….."<br />
<br />
Tiittt….tiittt…<br />
<br />
Husain meronta keras.. tantenya mememeluknya dan menenangkan.. seluruh
rumah kini terdiam tak sanggup lagi menangis, menyaksikan sebuah adegan
hidup yang begitu memilukan,, dan Husain tak berhenti menangis.. bukan
karena penolakan ayahnya.. tapi kepergian ibunya.. ia terus menangis..
hingga tertidur dalam jiwanya yang remuk redam..<br />
***<br />
<br />
Isakan pelan tertahan membahana dengan tenang di ruangan kelas 4,
seluruh siswa merunduk menyembunyikan air mata mereka, menyesal baru
menyadari, bahwa ibulah yang harusnya dianggap pahlawan.. meski tak
super,, dialah super sebenarnya.. husain pun begitu, ia masih saja
menangis, menahan suara yang harusnya meledak-ledak, tapi ia tak kuasa
membendung air matanya yang berhamburan.. melihat itu.. ibu guru yang
sedari tadi juga ikut menangis.. menerjang husain lalu memeluknya..
mengelus punggung Husain.. menenangkan.. Husain pun membalas pelukan
lebih erat.. membenamkan suaranya dalam pelukan ibu guru, menyebunyikan
air matanya yang tak berhenti mengalir, dalam hati ia merintih<br />
<br />
"jangan lepaskan bu.. aku ingin dipeluk terus.. ingin di peluk<br />
Jangan lepaskan"</div>
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
<br />DMCA Protection on: <a href="http://www.lokerseni.web.id/2012/03/cerpen-ibu-terbaru-2012-tak-ber-ayah.html#ixzz26oLPiIEj" style="color: #003399;">http://www.lokerseni.web.id/2012/03/cerpen-ibu-terbaru-2012-tak-ber-ayah.html#ixzz26oLPiIEj</a></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-8495177647047583252012-09-16T17:40:00.000-07:002012-09-16T17:40:05.214-07:00 Christina Perri - A Thousand Years lyric<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBhQQDxUUEBAVFBQVFBQUFBQUFBAUFBQVFBQVFBUUFBQXHCYeFxkjGRQUHy8gIycpLCwsFR4xNTAqNSYsLCkBCQoKDgwOFg8PGCkdHBwpKSkpKSkpLCwpKSkpLCkpKSwsKTUpLCkpLCkpLCkpKSwsKSwqKSkqKTUsKSwpKSwpKf/AABEIAOEA4QMBIgACEQEDEQH/xAAbAAACAwEBAQAAAAAAAAAAAAAAAQIDBQQGB//EADkQAAIBAgQEAwYDBgcAAAAAAAABAgMRBAUhMRJBUWEGcYETIjKRobFywdEjM1Lh8PEHFBU0QmKy/8QAGgEBAAMBAQEAAAAAAAAAAAAAAAEDBAIFBv/EACcRAQACAgICAQMEAwAAAAAAAAABAgMREiEEMUETIjIjM1FhwfDx/9oADAMBAAIRAxEAPwD4aAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAwAAGkNRAYSXCPhAYC4R8CGMCPCg4USGkEoKCJKl2LaVG7OiNPml5L7ETLuKbcfsdbWLamD4d0a2XYHXiktXr/Xr9i/GYa62K5yRvS+PH+3k866SIuCOqvSsUSRZE7ZprpXwBwokIlyjwhwkmICNhWJWACDAkICIDEEAAAAAAACSIkkBKwAMJAxAgGSiRJJhILYRK0dGGw0p/Cn6ET06rG56dmEw72cX3fLbRM0sDlHFbXTr+ncoy7BThunZvVOTta3RdzuoY9q9uWxkyWnvi9LDSsRHOF+Kw7hpBLbWTdorsccMM5P8AfRb6RWhPGQlXilo1pzkmmnre3VHJh8qdOcZOytvZvV+RXXqO57WXmZt1XpzY6lwv3lrscFShpfkbuPocc0m7X59LnLhMP7SlK3xRfzXc0Vvqu2PJj3aYYjRGx04ilZvS3Y5y+J2xzGiEOwEiImSEEERJCAiIbEEAAAAAAAY0JEkAxiGEmMQBJ2GBJAgQp3dlzPSZdgbJGFhalpLRb7nq8vZmz2mIb/EpEz26Y4e6tblqZGDpublwrTlpuj0NWulBpLdWFlb10XCkrfzMMZJiszp6dscTaI25Mrw/GpacMo7p8+501ML/ABIsp4iUZ6JPlfr5nXiJ8Ue5Ta9uW1taV46/h5nNeGEddLfO/L62OfwvX+KL3esX5brz5lHiar76j01f5FOSLXe3O63VtU0ejFd4u/l5F7/r6j4XZ5g7ScktHdNdJfz3MKasekzPE8cHdata22dlpJeh5yZdhmePbNniOXSFwCw7FzOixEhWCSYhiCEWIbEwggAAAYhgBJCQ0BJAABJ2GCGgkguOwAOLPV5PieOKfPZ+Z5amtTtyjEOFRdGVZa8qtPj5OF4eznpBy37FWCzGnrx0prp7infXqpKxZQrqSszRwdCPRHkWmKxPKHu1ibT1OmZ/m5SmuClwq+kpNXa/CtvmaWIkkr8rXLK9NLZGZnVZ+ylb+F/ZnEayTGo06tulZmZ28TmGK9pVlLq9PJaL6F+S1+GpZu1/v/Y4Ai7M9yaxx4vm+c8+T0uJppPhls9V2X6Hn8bhXCTuvJ9TcwWNjWhw1PiS0l2ODHpwfBPzi3tZ7a9OjKce6zxlfl1aOTIGWyo9PuhTotbpr0NDJpUyJJkWSghDYMkRZFokJkIIAABDENANIlYiiSAaGAIJCJRIkgk2hJDigYSaZZSeqZBMnTIS9fltTigupu4Ou0jy+U1bJG9hqp5Oent7/j36h31arluYniOVqT9PuantDJz2SlSkinDXVoW+RO6S8bVmnsrX73+RWOQj3IfNLqE7Na26Gjj5e0oJveL056PRpdr6+pmI08LG9Hs3JfNP8yu/xK6ncTDGuWU8Q0t9OnL5EHEEWqBNp7K3YrZJkWESTEMQEWJkmRYQQAACAAAkiSIokgkxiC4DuMSGEpIYogwk0TiyCZZTWpBDRwmKtY2cNmK62MWjEsnRT/kZ70i3tuxZLUjps1s15J3M3F42UlZIppULPT9TupxRXFK0Wze1/cvP1KElq07MpNjMcUnSUbNO/PsZBppMzHbBkrFZ1CcGa2Ff7CP4mvuY8ZG1k0VOCT5T+60IyetusXc6c3+lyKquXSXI9fSwytsctRRk2uav8rtfkZ6+RMy1W8aIh4upC25A1s5wyWqMpo11ncbYL14zpETGJnTgmiLJMi0EEAWAAEA0A0yRFEkEmAAAxoQ0EpBYQ7hJkokSUQOmFdnRTxXY41AmcTCyLTDup4hN6/cdXHWTS6aeZxxjcagc8Yd/Utoq6cldr6Wu+5xs2nT4o2/r1MuvSs/uKz8Ob0mO1UdzqwNdwbt2v6HJzLqEddDuY6cVnUveYDEqpBPnz8yipgFxuVvq+ev3uZ/h6ta6v2/Rm3W2PKtHC8xD16zzpEy8znlP3WecZ6nOY3i/I8selg7q8zyI+5ETGxFrOTIskRYQAEACGhDQDRIiSCTAC/CwTbv0CY7UjRKpDhdiIDQ7AguEnYaEOLIF9Nk2UQkXNkJ2fEWRkU8WonVI063ppUK6jq2cuYYqE/hWvN9TjnUuRuRFI3t1OWZjRl+Ejr+ff9Ci5ZCdjqfSuvt6LKo2m+6+T5mzx6GHk0+KafVM162h52WPuerin7GXmr0Z5RnqM0l7rPLM2YfxYPI/ImJjZE0MwE0NiYQiAAQESREkgAaESQAdGFepzl2HDqvt2zw3HG/NHBFGlQqcN232+RwPS5xC20R1JMTE2SO1YCwAgJJklIgNEIScguJgAmhsLDuAmScS6rS0XoitEbd601vDU71Uuzf0PQYtmH4Xpftb/wDV/Vm3jWYM37j0sEfpMLNqloM86bOcy09TFZtxRqrz887sBMGBYpJkWSZBhAEMAENCGAEkIYSZbSlYqLaG4THtqYOgpWb9V3OLHRtUkl1NPBqxmZj+9l5/kVVn7mi8apDnQ0JMdy1QbYgbBEBjSEmNBCQmSCwER3BoQHZBe6/T9CNGhfTnfQroz0sd+W4dVJWu1qV2njEyupHKYhq5LSdGrKDWklo/Lc0MaddLDpRjfVrm9zhzCejPO5c77etw+nTTyudT95IzGdeY1L1H8jkPUrGoeNkndpITGxHasmRZJkSEAAEAAAAMkRGgJFtDcqRZSeodR7bWFZmZi/2svT7I7KNeyuZ2Iq8Um+pXWO2jJb7YhWiRC5JMsUGSQhwg3sgmIPhGi6COuWVS4VJLiVr3Wy8zmbRHt3XHM+ml4T8E18xlJUXBKFuLikk9b7R3fM9i/wDBCuuO1ak+BX+Jq/bVHznDYydKXFCbhJc4tp/NHuvCn+I9alxRr1pzurRlKV3HW733MPkfXjdqT1/H+7asMY56mO/7/wC/4YGZ+Gp4V8OIpcF9IvRxl+GS0Zn0MHSdThqtxhLaolfglybS3j1R3+JPENTF1nxVJOCd4pvRPa9upB+HK8acavBeD+fyO6WtWkfVnUy6msWtPCu4hk5xk08LNRnZqSUoTi7xnF7OLJZJieGorvc1PE1f2lHDwSsqKqQ3u37ybfZa6I86qbWxdSZvT7ma0fTybr8PoftPdMbM6ujODAZ+4x4aiuuq39RZnik4Np8tDLTDNbdt989b03Dz9SV5N9yDBiZ6LyAIAJQTIkmiJCAAgAAAAAkiI0BIlBkRphK2VW5AEiyFO4de0GhqJ0exOnDYePM5m2ndaTMqMNgpT2R6PAZLwQel5NbkMA4x5aG1SxcbfEYs2W3qHqePgpHcz2ycN4cjJys/+Oi6Pnc2soydYejN1JLhklFq6sr6Xu9tzgrZ/RpS+LifNRV16s6sVWWJivZyThvZc33RmyTkt1bqJa8VcNZnj3aGjivDdGvTtGNnbRq30a3MXG+AWo3pTu+jL8LVrYZ2hZp6tO7Xp0NHJsViqtWbk4KL2tF3j5XKYtlxRM1vGv7XWx4suotTv+nmsk8HVa1Vxl7qi7Nvqj36xDo0kpWtCNrcrvez56LTzL4wUI2T21b6/wBzLzLFRTj7ScYwT2Tj7Sc+kY8klzZRfNfybRE+od0wY/FrOvl5TE5XxVak4u9JzkoaOO1tk9unmjPrZauh6vEY9VEkklGPwxXLq+7fNmbiYJnoUzW+Xn2wV08xPA2Zz4q8YtcuRuV2jAzOteVuhux2mzz8tYpHTiEwBl7EQAJkhNiACECwAAS7QAAghgADRIACVkS2luAEOodB1UfyADlbVoQ2XkV434H5MAKZavh59HqvBu0vMAJz/g48T92Hp6253ZXsxAePb096vt01dvVHyzOP9xL8cv8A0MC7w/yll8/8YbdDl5Iuqc/IALp9qo9M3Enm8Z8b8wA24XneT6UgwAvYyIsAAQIAAAAAl//Z" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" class="rg_hi uh_hi" data-height="225" data-width="225" height="225" id="rg_hi" src="data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBhQQDxUUEBAVFBQVFBQUFBQUFBAUFBQVFBQVFBUUFBQXHCYeFxkjGRQUHy8gIycpLCwsFR4xNTAqNSYsLCkBCQoKDgwOFg8PGCkdHBwpKSkpKSkpLCwpKSkpLCkpKSwsKTUpLCkpLCkpLCkpKSwsKSwqKSkqKTUsKSwpKSwpKf/AABEIAOEA4QMBIgACEQEDEQH/xAAbAAACAwEBAQAAAAAAAAAAAAAAAQIDBQQGB//EADkQAAIBAgQEAwYDBgcAAAAAAAABAgMRBAUhMRJBUWEGcYETIjKRobFywdEjM1Lh8PEHFBU0QmKy/8QAGgEBAAMBAQEAAAAAAAAAAAAAAAEDBAIFBv/EACcRAQACAgICAQMEAwAAAAAAAAABAgMREiEEMUETIjIjM1FhwfDx/9oADAMBAAIRAxEAPwD4aAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAwAAGkNRAYSXCPhAYC4R8CGMCPCg4USGkEoKCJKl2LaVG7OiNPml5L7ETLuKbcfsdbWLamD4d0a2XYHXiktXr/Xr9i/GYa62K5yRvS+PH+3k866SIuCOqvSsUSRZE7ZprpXwBwokIlyjwhwkmICNhWJWACDAkICIDEEAAAAAAACSIkkBKwAMJAxAgGSiRJJhILYRK0dGGw0p/Cn6ET06rG56dmEw72cX3fLbRM0sDlHFbXTr+ncoy7BThunZvVOTta3RdzuoY9q9uWxkyWnvi9LDSsRHOF+Kw7hpBLbWTdorsccMM5P8AfRb6RWhPGQlXilo1pzkmmnre3VHJh8qdOcZOytvZvV+RXXqO57WXmZt1XpzY6lwv3lrscFShpfkbuPocc0m7X59LnLhMP7SlK3xRfzXc0Vvqu2PJj3aYYjRGx04ilZvS3Y5y+J2xzGiEOwEiImSEEERJCAiIbEEAAAAAAAY0JEkAxiGEmMQBJ2GBJAgQp3dlzPSZdgbJGFhalpLRb7nq8vZmz2mIb/EpEz26Y4e6tblqZGDpublwrTlpuj0NWulBpLdWFlb10XCkrfzMMZJiszp6dscTaI25Mrw/GpacMo7p8+501ML/ABIsp4iUZ6JPlfr5nXiJ8Ue5Ta9uW1taV46/h5nNeGEddLfO/L62OfwvX+KL3esX5brz5lHiar76j01f5FOSLXe3O63VtU0ejFd4u/l5F7/r6j4XZ5g7ScktHdNdJfz3MKasekzPE8cHdata22dlpJeh5yZdhmePbNniOXSFwCw7FzOixEhWCSYhiCEWIbEwggAAAYhgBJCQ0BJAABJ2GCGgkguOwAOLPV5PieOKfPZ+Z5amtTtyjEOFRdGVZa8qtPj5OF4eznpBy37FWCzGnrx0prp7infXqpKxZQrqSszRwdCPRHkWmKxPKHu1ibT1OmZ/m5SmuClwq+kpNXa/CtvmaWIkkr8rXLK9NLZGZnVZ+ylb+F/ZnEayTGo06tulZmZ28TmGK9pVlLq9PJaL6F+S1+GpZu1/v/Y4Ai7M9yaxx4vm+c8+T0uJppPhls9V2X6Hn8bhXCTuvJ9TcwWNjWhw1PiS0l2ODHpwfBPzi3tZ7a9OjKce6zxlfl1aOTIGWyo9PuhTotbpr0NDJpUyJJkWSghDYMkRZFokJkIIAABDENANIlYiiSAaGAIJCJRIkgk2hJDigYSaZZSeqZBMnTIS9fltTigupu4Ou0jy+U1bJG9hqp5Oent7/j36h31arluYniOVqT9PuantDJz2SlSkinDXVoW+RO6S8bVmnsrX73+RWOQj3IfNLqE7Na26Gjj5e0oJveL056PRpdr6+pmI08LG9Hs3JfNP8yu/xK6ncTDGuWU8Q0t9OnL5EHEEWqBNp7K3YrZJkWESTEMQEWJkmRYQQAACAAAkiSIokgkxiC4DuMSGEpIYogwk0TiyCZZTWpBDRwmKtY2cNmK62MWjEsnRT/kZ70i3tuxZLUjps1s15J3M3F42UlZIppULPT9TupxRXFK0Wze1/cvP1KElq07MpNjMcUnSUbNO/PsZBppMzHbBkrFZ1CcGa2Ff7CP4mvuY8ZG1k0VOCT5T+60IyetusXc6c3+lyKquXSXI9fSwytsctRRk2uav8rtfkZ6+RMy1W8aIh4upC25A1s5wyWqMpo11ncbYL14zpETGJnTgmiLJMi0EEAWAAEA0A0yRFEkEmAAAxoQ0EpBYQ7hJkokSUQOmFdnRTxXY41AmcTCyLTDup4hN6/cdXHWTS6aeZxxjcagc8Yd/Utoq6cldr6Wu+5xs2nT4o2/r1MuvSs/uKz8Ob0mO1UdzqwNdwbt2v6HJzLqEddDuY6cVnUveYDEqpBPnz8yipgFxuVvq+ev3uZ/h6ta6v2/Rm3W2PKtHC8xD16zzpEy8znlP3WecZ6nOY3i/I8selg7q8zyI+5ETGxFrOTIskRYQAEACGhDQDRIiSCTAC/CwTbv0CY7UjRKpDhdiIDQ7AguEnYaEOLIF9Nk2UQkXNkJ2fEWRkU8WonVI063ppUK6jq2cuYYqE/hWvN9TjnUuRuRFI3t1OWZjRl+Ejr+ff9Ci5ZCdjqfSuvt6LKo2m+6+T5mzx6GHk0+KafVM162h52WPuerin7GXmr0Z5RnqM0l7rPLM2YfxYPI/ImJjZE0MwE0NiYQiAAQESREkgAaESQAdGFepzl2HDqvt2zw3HG/NHBFGlQqcN232+RwPS5xC20R1JMTE2SO1YCwAgJJklIgNEIScguJgAmhsLDuAmScS6rS0XoitEbd601vDU71Uuzf0PQYtmH4Xpftb/wDV/Vm3jWYM37j0sEfpMLNqloM86bOcy09TFZtxRqrz887sBMGBYpJkWSZBhAEMAENCGAEkIYSZbSlYqLaG4THtqYOgpWb9V3OLHRtUkl1NPBqxmZj+9l5/kVVn7mi8apDnQ0JMdy1QbYgbBEBjSEmNBCQmSCwER3BoQHZBe6/T9CNGhfTnfQroz0sd+W4dVJWu1qV2njEyupHKYhq5LSdGrKDWklo/Lc0MaddLDpRjfVrm9zhzCejPO5c77etw+nTTyudT95IzGdeY1L1H8jkPUrGoeNkndpITGxHasmRZJkSEAAEAAAAMkRGgJFtDcqRZSeodR7bWFZmZi/2svT7I7KNeyuZ2Iq8Um+pXWO2jJb7YhWiRC5JMsUGSQhwg3sgmIPhGi6COuWVS4VJLiVr3Wy8zmbRHt3XHM+ml4T8E18xlJUXBKFuLikk9b7R3fM9i/wDBCuuO1ak+BX+Jq/bVHznDYydKXFCbhJc4tp/NHuvCn+I9alxRr1pzurRlKV3HW733MPkfXjdqT1/H+7asMY56mO/7/wC/4YGZ+Gp4V8OIpcF9IvRxl+GS0Zn0MHSdThqtxhLaolfglybS3j1R3+JPENTF1nxVJOCd4pvRPa9upB+HK8acavBeD+fyO6WtWkfVnUy6msWtPCu4hk5xk08LNRnZqSUoTi7xnF7OLJZJieGorvc1PE1f2lHDwSsqKqQ3u37ybfZa6I86qbWxdSZvT7ma0fTybr8PoftPdMbM6ujODAZ+4x4aiuuq39RZnik4Np8tDLTDNbdt989b03Dz9SV5N9yDBiZ6LyAIAJQTIkmiJCAAgAAAAAkiI0BIlBkRphK2VW5AEiyFO4de0GhqJ0exOnDYePM5m2ndaTMqMNgpT2R6PAZLwQel5NbkMA4x5aG1SxcbfEYs2W3qHqePgpHcz2ycN4cjJys/+Oi6Pnc2soydYejN1JLhklFq6sr6Xu9tzgrZ/RpS+LifNRV16s6sVWWJivZyThvZc33RmyTkt1bqJa8VcNZnj3aGjivDdGvTtGNnbRq30a3MXG+AWo3pTu+jL8LVrYZ2hZp6tO7Xp0NHJsViqtWbk4KL2tF3j5XKYtlxRM1vGv7XWx4suotTv+nmsk8HVa1Vxl7qi7Nvqj36xDo0kpWtCNrcrvez56LTzL4wUI2T21b6/wBzLzLFRTj7ScYwT2Tj7Sc+kY8klzZRfNfybRE+od0wY/FrOvl5TE5XxVak4u9JzkoaOO1tk9unmjPrZauh6vEY9VEkklGPwxXLq+7fNmbiYJnoUzW+Xn2wV08xPA2Zz4q8YtcuRuV2jAzOteVuhux2mzz8tYpHTiEwBl7EQAJkhNiACECwAAS7QAAghgADRIACVkS2luAEOodB1UfyADlbVoQ2XkV434H5MAKZavh59HqvBu0vMAJz/g48T92Hp6253ZXsxAePb096vt01dvVHyzOP9xL8cv8A0MC7w/yll8/8YbdDl5Iuqc/IALp9qo9M3Enm8Z8b8wA24XneT6UgwAvYyIsAAQIAAAAAl//Z" style="height: 225px; width: 225px;" width="225" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: yellow;"> <span style="color: blue;">Christina Perri - A Thousand Years</span></span> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Heart beats fast<br />Colors and promises<br />How to be brave<br />How can I love when I'm afraid<br />To fall<br />But watching you stand alone<br />All of my doubt<br />Suddenly goes away somehow<br />One step closer<br /><br /><br />I have died everyday<br />waiting for you<br />Darlin' don't be afraid<br />I have loved you for a<br />Thousand years<br />I'll love you for a<br />Thousand more<br /><br /><br />Time stands still<br />Beauty I know she is<br />I will be brave<br />I will not let anything<br />Take away<br />What's standing in front of me<br />Every breath,<br />Every hour has come to this<br />One step closer<br /><br /><br />I have died everyday<br />Waiting for you<br />Darlin' don't be afraid<br />I have loved you for a<br />Thousand years<br />I'll love you for a<br />Thousand more<br />And all along I believed<br />I would find you<br />Time has brought<br />Your heart to me<br />I have loved you for a<br />Thousand years<br />I'll love you for a<br />Thousand more<br /><br /><br />One step closer<br />One step closer<br /><br /><br />I have died everyday<br />Waiting for you<br />Darlin' don't be afraid,<br />I have loved you for a<br />Thousand years<br />I'll love you for a<br />Thousand more<br /><br /><br />And all along I believed<br />I would find you<br />Time has brought<br />Your heart to me<br />I have loved you for a<br />Thousand years<br />I'll love you for a<br />Thousand more</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-45619198165342648962012-09-16T10:13:00.001-07:002012-09-16T10:13:08.843-07:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTH-hkzayZO5fUiJNOrk9cB-uuK9tGRuVY01RZRCPTmSl3ZWADVoA" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" class="rg_hi uh_hi" data-height="184" data-width="274" height="184" id="rg_hi" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTH-hkzayZO5fUiJNOrk9cB-uuK9tGRuVY01RZRCPTmSl3ZWADVoA" style="height: 184px; width: 274px;" width="274" /><span><span style="background-color: red;"></span></span><span><span style="background-color: #f4cccc;"><span style="background-color: black;"></span></span></span></a></div>
<span style="display: block; text-align: center;"><span style="font-family: Trebuchet MS !important;"><span style="font-size: 1.5em !important;">Perbedaan antara suka sayang dan cinta ! beda kah?</span></span></span><span style="display: block; text-align: center;"><span style="font-family: Trebuchet MS !important;"><span style="font-size: 1.5em !important;"> </span></span></span><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Suka adalah saat kamu ingin memiliki seseorang</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Sayang adalah saat kamu ingin membahagiakan orang itu</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Dan cinta adalah saat kamu akan berkorban untuk orang itu</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Saat kamu bersedih dan menangis maka seseorang yg “menyukaimu” akan berkata ’sudahlah jangan menangis lagi’</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">tapi seseorang yg ‘menyayangi’ akan diam dan ikut menangis bersamamu</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Dan
seseorang yg ‘mencintaimu’ akan membiarkanmu menangis dan menunggumu
hingga tenang lalu berkata ‘mari kita selesaikan ini bersama’</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">saat seseorang yg menyukaimu berada disampingmu maka dia akan bertanya ‘bolehkah aku menciummu?’</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">tapi seseorang yg menyayangimu maka dia akan berkata ‘biarkan aku memelukmu’</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">dan
seseorang yg mencintaimu takkan berbicara..dia hanya akan selalu
memegang erat tanganmu seakan dia takkan mau membiarkanmu terjatuh</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Saat kamu menyukai seseorang dan seseorang itu menyakitimu maka kamu akan marah dan takkan mau lg berbicara dengannya..</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Tp jika kamu menyayangi seseorang dan seseorang itu menyakitimu maka kamu akan menangis karenanya</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Dan
jika kamu mencintai seseorang dan seseorang itu menyakitimu maka kamu
akan tersenyum walau itu pahit dan berkata ‘dia hanya belum tahu apa yg
dia lakukan’</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">suka hanyalah keegoisan diri sendiri</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Sayang adalah memberi dan menerima</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Dan cinta adalah rela berkorban</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Suka hanya akan berbuat jika itu menyenangkan</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Sayang berbuat karena ingin selalu ada untuknya</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Dan cinta berbuat karena tak ingin membuatnya terluka tak peduli bagaimana keadaan kita</span><span style="display: block; text-align: center;"><span style="font-family: Trebuchet MS !important;"><span style="font-size: 1.5em !important;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> </span></span></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-41797498500068010052012-09-16T02:57:00.003-07:002012-09-16T03:01:03.509-07:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxWaepG2Zq6DDjQg0u9kqqWAdhtlw4nUAuKtVM8iBP-uv5wwRQtq11XDejLb6h_u0kZyFTM_tJ98OzvSt0iGrDOlWRgnHEPL3rlrrubMUcOuCdv1w7HrNmod0iwMI-r7L1QZOnRNcZSqLn/s1600/p&h.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxWaepG2Zq6DDjQg0u9kqqWAdhtlw4nUAuKtVM8iBP-uv5wwRQtq11XDejLb6h_u0kZyFTM_tJ98OzvSt0iGrDOlWRgnHEPL3rlrrubMUcOuCdv1w7HrNmod0iwMI-r7L1QZOnRNcZSqLn/s1600/p&h.png" /></a></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<h2>
Kisah Si Pensil Dan Si Penghapus(sangat penting utk disemak)</h2>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: blue;">Pensil</span> : "Maafkan aku Penghapus..."<br />
<br />
<span style="color: magenta;">Penghapus</span> : "Maafkan aku??untuk apa Pensil?? Kamu tidak melakukan
kesalahan apapun kepadaku..."<br />
<br />
<span style="color: blue;">Pensil</span> : "Aku minta maaf karena aku telah membuatmu terluka. Setiap kali
aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada disana untuk menghapusnya. Namun
setiap kali kamu membuat kesalahanku lenyap, kamu kehilangan sebagian dari
dirimu. Kamu akan menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat..."<br />
<br />
<span style="color: magenta;">Penghapus</span> : "Hal itu memang benar...Namun aku sama sekali tidak merasa
keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu. Diriku
tercipta untuk selalu membantumu setiap saat kau melakukan kesalahan. Walaupun
suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan
yang baru.<br />
Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti
diriku dengan yang baru. Aku sungguh bahagia dengan peranku. Jadi tolonglah,
kau tak perlu khawatir. Aku tidak suka melihat dirimu bersedih..."<br />
<br />
<br />
<br />
Si Penghapus adalah Orang Tua kita...<br />
Si Pensil adalah diri kita sendiri....<br />
<br />
Orang tua akan selalu ada untuk anak-anaknya...<br />
Untuk memperbaiki kesalahan anak-anaknya...<br />
<br />
Namun, terkadang, seiring berjalannya waktu...<br />
Orang tua akan terluka dan akan menjadi semakin kecil...<br />
(Bertambah tua dan akhirnya meninggal).<br />
Walaupun anak-anak mereka pada akhirnya akan menemukan seseorang yang baru
(Suami atau Istri),<br />
Namun orang tua akan selalu tetap merasa bahagia atas apa yang mereka lakukan
terhadap anak-anaknya dan akan selalu merasa tidak suka bila melihat buah hati
tercinta mereka merasa khawatir ataupun sedih.<br />
<br />
"Hingga saat ini...<br />
<br />
Saya masih menjadi Si Pensil...<br />
Hal itu sangat menyakitkan diri saya...<br />
Melihat si penghapus atau orang tua saya semakin bertambah "Kecil"
dan "Kecil" seiring berjalannya waktu.<br />
<br />
Kelak suatu hari...<br />
Yang tertinggal hanyalah "Serutan" si penghapus<br />
Segala kenangan yang pernah saya lalui dan miliki bersama mereka..."<br />
<br />
Kisah ini saya dedikasikan secara khusus kepada orang tua saya dan seluruh
orang tua kalian...<br />
mumpung masih di bulan penuh barokah</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-30039753865141315762012-09-10T09:02:00.000-07:002012-09-10T09:15:18.199-07:00How to sign up with Google Adsense Indonesian blog<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span class="" id="result_box" lang="en"><span title="Miliki akun Google dan buatlah blog di blogger/blogspot.">Have a Google account and make a blog on blogger / blogspot.</span><span title="Pertama anda harus memiliki akun Google, kemudian buatlah blog atau website yang berisi konten tertentu yang menurut anda menarik untuk dibahas, saya menyarankan gunakan blogger/blogspot, karena sebagai salah satu produk Google akan mempunyai nilai tambah dan pertimbangan khusus dalam proses pendaftaran akun Adsense.">First
you must have a Google account, then make a blog or website that
contains specific content that you think is interesting to discuss, I
suggest using blogger / blogspot, because as one of Google's products
will have added value and special consideration in the application
process Adsense account.</span><span title="Posting dengan konten original dan berkualitas.">Posts with original and quality content.</span><span title="Buatlah posting secara berkala, kalau bisa setiap hari, Google sangat menyukai posting baru yang original dan berkualitas tidak sekedar kopi-paste, boleh dengan menggunakan bahasa Indonesia karena sekarang Google Adsense sudah support Adsense bahasa Indonesia, gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.">Keep
posting regularly, preferably every day, I really like the new posting
high quality original and not just copy-paste, allowed to use the
Indonesian language because it now has support Adsense Google Adsense
Indonesian language, use the Indonesian language properly. </span><span title="Setelah posting yang lumayan banyak, minimal 8 sampai 10 postingan blog anda sudah siap untuk didaftarkan pada program Google Adsense.">After posting quite a lot, at least 8 to 10 blog posts you've already registered with Google Adsense program.</span><span title="Daftar Google Adsense">Sign up for Google Adsense</span><span title="Cara mendaftar Google Adsense bisa langsung dari blog, kalo anda menggunakan blogger/blogspot melalui dashboard blogspot cari tab monetize.">How
to sign up for Google Adsense can be directly from the blog, if you are
using blogger / blogspot blogspot search through the dashboard monetize
tab. </span><span title="Atau bisa juga langsung mengunjungi halaman Google Adsense click DAFTAR SEKARANG di pojok kanan atas, ikuti petunjuk dan masukan alamat URL blog yang baru saja anda buat, misalnya http://ubalinwebblog.blogspot.com.">Or
you can also go directly to the page Google Adsense click APPLY NOW in
the upper right corner, follow the prompts and enter your blog URL
address that you just created, for example
http://ubalinwebblog.blogspot.com. </span><span title="Isi kolom data pribadi anda dengan indentitas asli karena data inilah yang akan dipakai Google dalam pembayaran penghasilan Adsense anda.">Fill in your personal data to the original identity because the data is to be used in paying Google Adsense earnings. </span><span title="Setelah proses pengajuan selesai tunggu 48 jam maka anda akan diberitahu melalui e-mail bahwa pengajuan akun Adsense anda diterima atau ditolak.">Once
the submission process is complete wait 48 hours then you will be
notified via e-mail that your Adsense account application is accepted or
rejected. </span><span title="Lebih jelasnya silakan kunjungi halaman AdSense Bantuan.">More details, please visit the AdSense Help.</span><span title="Dengan memiliki akun Google Adsense anda bisa mulai memperoleh penghasilan tambahan melalui Internet sehingga bisa membantu manambah income keluarga.">By
having a Google Adsense account you can start to earn additional income
through the Internet that can help manambah income families. </span><span title="Selanjutnya anda tinggal me-maintain blog anda supaya mendapatkan traffic/pengunjung dengan cara melakukan Search Engine Optimization atau biasa disebut SEO agar blog anda bisa tampil di halaman pertama SERP (Search Engine Result Page).">Next
you just to maintain a blog in order to get traffic / visitors by doing
Search Engine Optimization or commonly called SEO for your blog to
appear on the first page SERP (Search Engine Result Page). </span><span title="Selamat mencoba, semoga artikel ini bermanfaat.">Good luck, hopefully this article useful.</span><span title="Tweet">Tweet</span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-40406414515852863952012-09-09T01:19:00.002-07:002012-09-09T01:19:26.688-07:00ParadiseUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-63406146439314569882012-09-09T00:05:00.001-07:002012-09-09T00:05:29.363-07:00The Raid: Redemption (2011) BluRay<strong>Single Link:</strong><br />
<strong>JumboFiles</strong> : Uploading…<br />
<strong>Hulkshare</strong> : <a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/BEnBX" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/BEnBX">http://adf.ly/BEnBX</a><br />
<strong>RapidShare</strong>: <a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/BEo7Y" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/BEo7Y">http://adf.ly/BEo7Y</a><br />
<strong>Uploaded.To</strong> : <a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/BEnBZ" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/BEnBZ">http://adf.ly/BEnBZ</a><br />
<strong>FileRio</strong> : <a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/BTpMg" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/BTpMg">http://adf.ly/BTpMg</a><br />
<strong>ShareFlare</strong> : <a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/BEnBY" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/BEnBY">http://adf.ly/BEnBY</a><br />
<strong>Netload</strong> : <a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/BEo7X" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/BEo7X">http://adf.ly/BEo7X</a><br />
<strong>Bzlink</strong> : <a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/BEq05" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/BEq05">http://adf.ly/BEq05</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-37647274034385062442012-09-08T23:58:00.001-07:002012-09-08T23:58:23.746-07:00Battleship (2012) PROPER BluRay<strong>Single Link:</strong><br />
<strong>RapidShare</strong>: <a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/BVQJy" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/BVQJy">http://adf.ly/BVQJy</a><br />
<strong>Uploaded.To</strong> : <a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/BVPoZ" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/BVPoZ">http://adf.ly/BVPoZ</a><br />
<strong>ShareFlare</strong> : <a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/BVPoY" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/BVPoY">http://adf.ly/BVPoY</a><br />
<strong>FileRio</strong> : <a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/BiAEr" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/BiAEr">http://adf.ly/BiAEr</a><br />
<strong>JumboFiles</strong> : <a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/BiAAz" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/BiAAz">http://adf.ly/BiAAz</a><br />
<strong>Netload</strong> : <a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/BVSty" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/BVSty">http://adf.ly/BVSty</a><br />
<strong><a class="autohyperlink" href="http://bzlink.us/" rel="nofollow" target="_blank" title="http://Bzlink.us">Bzlink.us</a></strong> : <a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/BVTDF" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/BVTDF">http://adf.ly/BVTDF</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3512517205860488494.post-81681366229997099952012-09-08T23:52:00.001-07:002012-09-08T23:52:13.616-07:00Men in Black 3 (2012) BluRay 720p<strong>Hulkshare</strong><br />
<a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/CdSO9" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/CdSO9">http://adf.ly/CdSO9</a><br />
<a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/CdSOA" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/CdSOA">http://adf.ly/CdSOA</a><br />
<a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/CdSOB" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/CdSOB">http://adf.ly/CdSOB</a><br />
<a class="autohyperlink" href="http://adf.ly/CdSOC" rel="nofollow" target="_blank" title="http://adf.ly/CdSOC">http://adf.ly/CdSOC</a>Unknownnoreply@blogger.com0